Es Arktik Mencair, Tulang Paus Purba Ribuan Tahun Muncul dan Ungkap Sejarah Laut yang Terlupakan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pencairan es di Kutub Utara Rusia membawa dampak tak terduga, kerangka paus purba yang terkubur selama ribuan tahun kini tersingkap ke permukaan. 

Penemuan mengejutkan ini terjadi di Pulau Wilczek, kawasan terpencil Arktik yang lapisan esnya mulai surut secara drastis akibat pemanasan global. 

Tim ilmuwan dari Institut Penelitian Arktik dan Antartika (AARI) menemukan tulang-tulang tersebut saat meneliti dampak perubahan iklim awal tahun ini.

“Setiap kali es Arktik mencair, ia bukan hanya membuka daratan, tetapi juga peluang ilmiah untuk memahami masa lalu dan masa depan planet ini,” ujar Nikita Demidov, ahli geologi AARI. 

Berdasarkan analisis satelit, gletser di pulau itu telah terbelah dalam waktu kurang dari dua dekade, memperlihatkan daratan yang sebelumnya tak terlihat. 

Kerangka-kerangka yang ditemukan masih sangat utuh, diduga terlindungi oleh tanah beku permanen atau permafrost. 

Temuan ini menjadi bukti penting bahwa Arktik pernah mengalami perubahan muka laut yang cepat sebuah kisah purba yang kini terungkap berkat krisis iklim yang sedang berlangsung.

• Jantung Bayi yang Mati Dihidupkan Kembali Lalu Ditransplantasikan ke Tubuh Bayi Lain Berusia 3 tahun

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Bagaimana Es yang Mencair Bisa Mengungkap Tulang Paus Ribuan Tahun?

Apa yang Ditemukan di Pulau Wilczek?

Awal tahun 2025, tim ilmuwan dari Institut Penelitian Arktik dan Antartika (AARI) melakukan ekspedisi ke Pulau Wilczek, sebuah wilayah terpencil di Kutub Utara Rusia. 

Tujuannya adalah mempelajari perubahan lapisan es yang semakin drastis akibat pemanasan global.

Namun yang mereka temukan justru lebih dari sekadar retakan gletser: kerangka paus purba yang masih dalam kondisi baik, tersembunyi selama ribuan tahun, kini muncul ke permukaan karena lapisan es mencair.

“Tulang yang berada lebih dekat ke gletser cenderung lebih terawetkan, sementara yang di tepi pantai lebih cepat rusak karena paparan lingkungan,” ujar Nikita Demidov, ahli geologi dari AARI.

Seberapa Besar Perubahan yang Terjadi?