Berita Viral

Tangis Siswi SMA karena Tak Punya Rp 3 Ribu di Parkiran Pasar Dayeuhkolot, Petugas Kurang Empati

Tukang parkir yang bertugas saat itu disebut menagih dengan nada tinggi, membuat siswi berinisial F (17) itu ketakutan dan menangis. 

Tangkapan Layar Video via Tribun Jabar
SISWI MENANGIS - Seorang siswi SMA menangis tersedu-sedu di tengah keramaian Pasar Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, hanya karena tak mampu membayar tarif parkir sebesar Rp 3 ribu. Tukang parkir yang bertugas saat itu disebut menagih dengan nada tinggi, membuat siswi berinisial F (17) itu ketakutan dan menangis. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Seorang siswi SMA menangis tersedu-sedu di tengah keramaian Pasar Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, hanya karena tak mampu membayar tarif parkir sebesar Rp3 ribu. 

Momen haru ini terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial dan mengundang simpati luas dari masyarakat. 

Kapolsek Dayeuhkolot, AKP Triyono, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa siswi tersebut baru saja pulang dari menjahit ketika tak memiliki uang sama sekali. 

Tukang parkir yang bertugas saat itu disebut menagih dengan nada tinggi, membuat siswi berinisial F (17) itu ketakutan dan menangis. 

Beruntung, warga yang melihat langsung membantu membayarkan uang parkir tersebut. 

Polisi menegaskan tidak ada unsur pemalakan dalam peristiwa ini dan masalah telah diselesaikan secara kekeluargaan. 

Namun, kejadian ini menjadi pengingat penting bahwa empati dalam pelayanan publik masih sangat dibutuhkan, terutama saat berhadapan dengan kelompok rentan seperti pelajar.

Tragis, Ayah Tembak Anaknya Sendiri Saat Pesta Ulang Tahun hingga Pasang Bom untuk Ledakan Apartemen

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Mengapa Seorang Siswi SMA Menangis di Tengah Keramaian Pasar?

Di tengah hiruk pikuk aktivitas Pasar Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, perhatian warga sempat terhenti oleh pemandangan yang mengundang empati. 

Seorang siswi SMA tampak menangis tersedu-sedu, lengkap dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. 

Tangis itu bukan sekadar isak biasa. Ia tampak ketakutan dan tidak kuasa menahan emosinya, hingga mengundang keprihatinan warga sekitar.

Video yang merekam momen tersebut viral di media sosial, menampilkan momen siswi itu ditenangkan oleh warga usai bersitegang dengan seorang tukang parkir. 

Diketahui, penyebab utama tangis sang siswi hanyalah karena ia tak mampu membayar tarif parkir sebesar Rp3 ribu.

Apa yang Sebenarnya Terjadi? Ini Penjelasan Polisi

Kapolsek Dayeuhkolot, AKP Triyono, membenarkan kejadian itu dan menyampaikan bahwa peristiwa terjadi pada Rabu, 16 Juli 2025, sekitar pukul 15.00 WIB. 

Lokasinya berada di area parkir depan Masjid Ash-Shofia, yang bersebelahan dengan Pasar Dayeuhkolot.

"Jadi anak itu tuh lagi menjahit baju," jelas Triyono saat dikonfirmasi. "Pas pulang ngejahit, uangnya tidak ada untuk membayar parkir senilai Rp3 ribu."

F, siswi berusia 17 tahun itu, disebut baru saja pulang dari tempat menjahit. 

Namun, ia tidak memiliki uang sepeser pun ketika akan mengambil motornya. 

Tukang parkir yang bertugas saat itu tetap meminta pembayaran. 

Nada bicara yang tinggi dari tukang parkir membuat F merasa ketakutan, hingga ia menangis di tempat.

"Karena nadanya tinggi, anak itu ngerasa takut. Cuma karena ada warga yang kasihan, langsung dibantu dibayarkan uang parkirnya," kata Triyono.

Apakah Ada Unsur Pemalakan dalam Kasus Ini?

Polisi memastikan bahwa tidak ditemukan unsur pemalakan atau tindak kriminal dalam kejadian ini. 

Menurut Triyono, ini lebih pada kesalahpahaman yang tidak perlu dibesar-besarkan. 

"Memang enggak ada uang buat bayar parkirnya. Jadi bukan pemalakan ya sebenarnya," tegasnya.

Pihak kepolisian juga sudah mempertemukan tukang parkir dan siswi tersebut untuk menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan. 

Kedua belah pihak menyepakati untuk berdamai dan saling memahami situasi.

"Sudah diselesaikan, dan memang ada sedikit salah paham. Jadi sudah selesai masalahnya," tambah Triyono.

Tragedi Operasi Katarak, Pasien Meninggal Saat Dokter Diduga Bermain "Music Bingo"

Bagaimana Seharusnya Tukang Parkir Bersikap?

Meski kejadian ini tak masuk kategori pidana, Polsek Dayeuhkolot mengimbau seluruh pengelola parkir, baik resmi maupun swasta, untuk lebih mengedepankan pendekatan humanis, terutama kepada anak-anak dan pelajar.

Insiden kecil ini menyisakan pelajaran besar soal empati, khususnya bagi mereka yang bekerja di ruang publik. 

Ketika tarif kecil bisa mengubah kondisi emosional seseorang secara drastis, itu pertanda bahwa komunikasi yang bijak jauh lebih berharga dari nominal uang yang diminta.

Berapa Tarif Resmi Parkir di Kabupaten Bandung?

Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 68 Tahun 2017 tentang tarif retribusi tempat khusus parkir, berikut ini adalah tarif parkir yang berlaku:

  1. Mobil pribadi (sedan, jeep, pick up, minibus): Rp3.000 untuk 2 jam pertama, Rp2.000 untuk setiap jam berikutnya.
  2. Truk dan bus sedang: Tarif serupa dengan mobil pribadi.
  3. Bus besar atau truk besar: Rp5.000 untuk 2 jam pertama, Rp3.000 per jam selanjutnya.
  4. Kontainer atau truk gandeng: Rp6.000 untuk 2 jam pertama, lalu Rp3.000 per jam.
  5. Sepeda motor: Rp2.000 untuk 2 jam pertama, Rp1.000 per jam berikutnya.
  6. Kendaraan tidak bermotor: Seperti becak dan delman, dikenai Rp1.000 per dua jam.

Tarif ini berlaku untuk tempat parkir milik pemerintah. 

Untuk parkir swasta, tarif bisa berbeda.

Apa Hubungannya dengan Kasus Parkir Liar Rp50 Ribu di Kota Bandung?

Kejadian tangis siswi di Dayeuhkolot ini terjadi hanya beberapa hari setelah kasus "getok harga parkir" yang juga menggemparkan warganet. 

Seorang juru parkir di Jalan Balonggede, Kota Bandung, meminta tarif Rp50 ribu kepada seorang pengendara mobil.

Padahal menurut Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 66 Tahun 2021, tarif parkir resmi di Kota Bandung adalah:

  1. Rp5.000 per jam untuk kendaraan roda empat
  2. Rp3.000 per jam untuk roda dua

Pelaku dalam kasus ini ternyata bukan jukir resmi, meskipun mengenakan seragam Dinas Perhubungan. 

“Pada saat itu, jukir resminya sedang tidak ada, terus digantikan sama dia,” kata Asep Kuswara, Kabid Dalops Dishub Kota Bandung.

Pelaku sudah diamankan oleh Polsek Regol, dan Dishub berharap tindakan tegas tersebut bisa memberi efek jera.

Apa Pelajaran dari Dua Kasus Ini?

Kedua peristiwa ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan terhadap sistem parkir di ruang publik. 

Mulai dari tarif yang harus jelas dan transparan, hingga pendekatan yang berempati kepada masyarakat terutama anak-anak dan kelompok rentan.

Bagi warga, penting untuk tahu hak dan kewajiban saat menggunakan jasa parkir. 

Sementara bagi petugas dan pengelola, peran mereka bukan sekadar menagih uang, tetapi juga menjaga ketertiban dengan rasa kemanusiaan.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ditagih Tarif Parkir Rp3 Ribu di Pasar, Siswi SMA Menangis Ketakutan, Baru Pulang Les Menjahit

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved