Mahasiswa IAIN Meninggal

Tangis Ibunda Rio Fanderi: Mahasiswa IAIN yang Baik, Suka Bercanda dan Setia Mengumandangkan Azan

Menurut ibunya, Sri Azizah (46), Rio merupakan anak yang patuh dan tidak pernah membantah. 

KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
MAHASISWA MENINGGAL - Rio Fanderi mahasiswa IAIN Pontianak meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif dikabarkan karena terbentur di UKM Kampus. Sri Azizah (46) ibunda Rio menceritakan kenangan manis semasa hidup sang buah hati. 

Rio Fanderi (24), meninggal dunia usai menjalani perawatan intensif selama enam hari di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura, Pontianak. 

Ia mengalami luka berat di bagian kepala yang diduga dialaminya setelah terjatuh di lokasi salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) kampus.

Ibu korban, Sri Azizah (46), mengungkapkan bahwa dirinya mendapat kabar dari anaknya yang lain bahwa Rio sedang berada di Unit Gawat Darurat (UGD) dan diminta segera datang ke rumah sakit.

"Sesampainya di rumah sakit, saya lihat anak saya sudah tidak sadar. Tangannya mengepal seperti menahan sakit, tapi tidak bergerak sama sekali. Tidak buka mata, tidak ngomong apa-apa," ujar Sri Azizah saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah, pada Selasa, 22 Juli 2025.

Menurut keterangan teman-teman Rio, peristiwa terjadi usai mereka makan bersama. 

Rio kemudian masuk ke kamar untuk tidur dan diduga saat hendak ke kamar mandi, ia terjatuh dan kepalanya terbentur. 

"Jadi waktu itu abang (Rio) tuh mau tidur, habis kami makan sama-sama. Jadi abang masuk tidur, abang jatuh. Abang tuh sempat bangung, mungkin katanya tuh abang mau kencing, jadi abang kejedot katanya. Kejedot jatuh dalam keadaan telungkup," jelas Sri. 

Ia mengaku heran saat mendengar penjelasan bahwa anaknya ditemukan dalam posisi telungkup hingga bisa terluka separah itu. 

Pihak rumah sakit kemudian melakukan pemeriksaan CT scan, dan hasilnya menunjukkan adanya patah pada bagian tengkorak belakang sebelah kanan.

Dokter spesialis bedah pun segera dihubungi dan menyatakan bahwa kondisi Rio sudah parah serta harus segera dioperasi malam itu juga.

Rio kemudian menjalani operasi pada bagian kepala.

Usai operasi, Sri mengatakan bahwa Rio sempat menunjukkan sedikit respons dengan menggenggam tangan ibunya.

“Jari-jarinya mulai bergerak, dia genggam tangan saya. Saya bilang, Abang sadar ya? Tapi hanya tangan kanan saja yang merespon. Saya bilang lagi sama si Abang. Bang, udah terang nak, ini udah jam enam. Abang belum salat subuh. Jadi sepertinya dia bergerak ngangkat kakinya, kayaknya otaknya bekerja keras. Ngangkat kakinya, kakinya terangkat tinggi," ujarnya dengan suara lirih. 

Namun kondisi Rio terus menurun hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada hari keenam perawatan, pada Kamis, 17 Juli 2025 pukul 14.25 WIB.

Kecurigaan keluarga semakin kuat setelah jenazah tiba di rumah. Saat dimandikan, keluarga menemukan beberapa luka dan memar di tubuh korban, terutama di bagian kepala kanan dan kiri. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved