Pontianak Zine Fest 2025 Resmi Digelar, Angkat Semangat Berkarya Lewat Media Alternatif

Teman-teman mulai memanfaatkan itu, karena kebetulan semangatnya ada dan di bulan ini kan Zine Internasional

Penulis: Peggy Dania | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Peggy Dania
PAMERAN DI PONTIANAK - Pengunjung tampak antusias melihat berbagai karya zine yang dipamerkan di Pontianak Zine Fest 2025, Sabtu 12 Juli 2025. Acara yang berlangsung hingga Minggu 13 Juli 2025 ini menghadirkan beragam aktivitas kreatif seperti workshop kolase, diskusi zine dan jurnalistik, hingga pameran sejarah zine di Pontianak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Gelaran Pontianak Zine Fest 2025 untuk pertama kalinya digelar di Kota Pontianak bertempat di Asrama Bona Ventura, Jalan Sepakat II, Pontianak, Sabtu 12 Juli 2025.

Acara yang berlangsung hingga Minggu 13 Juli 2025 ini menghadirkan beragam aktivitas kreatif seperti workshop kolase, diskusi zine dan jurnalistik, hingga pameran sejarah zine di Pontianak.

Dio, Panitia Divisi Humas Pontianak Zine Fest, mengatakan bahwa zine merupakan medium alternatif yang sifatnya bebas dan tidak terikat pada struktur baku seperti media mainstream.

"Jadi sebenernya kalau Zine sendiri itu semacam suatu medium alternatif yang sifatnya bebas. Jadi dia berbeda dari majalah atau cara tulis pada umumnya yang memiliki struktur baku. Dalam Zine kita bisa menyampaikan apapun, pesan, tulisan-tulisan jurnalistik juga bisa. Cuma Zine tidak punya batasan-batasan kata atau apapun itu,” ujarnya Sabtu 12 Juli 2025.

Zine Fest ini disebut menjadi yang pertama kali digelar di Pontianak, menyusul tren yang sudah lebih dulu hadir di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan Palembang.

"Jadi selama lima tahun kebelakang ini, teman-teman yang aktif di dalam baik itu menulis Zine atau menerbitkan Zine melihat ada aktivitas yabg cukup bagus di dunia proyektifan ini. Teman-teman mulai memanfaatkan itu, karena kebetulan semangatnya ada dan di bulan ini kan Zine Internasional," jelasnya.

Dalam Zine Fest ini, pengunjung bisa menjumpai booth foto copy zine, distro zine, photobooth, hingga perpustakaan zine yang menyuguhkan berbagai karya dari individu dan komunitas.

Meski tidak dinaungi satu organisasi khusus acara ini melibatkan banyak pihak dari berbagai latar belakang yang punya semangat berkarya.

Berlangsung 8 Hari, Gebyar Musik Etnik dan Pameran Ekraf Ditutup Sekda Sintang

Hari pertama, peserta mengikuti sesi workshop kolase dan kegiatan 24 Hours Zine Thing tantangan membuat zine dalam waktu 24 jam tapi tidak benar-benar 24 jam.

Zine Fest berlangsung dari pukul 14.00 hingga 21.00 selama dua hari dan terbuka untuk umum.

Tukar Gagasan Pecinta Literasi

Pontianak Zine Fest 2025 tak hanya jadi ajang pameran karya tetapi juga ruang interaksi dan tukar gagasan bagi para pecinta literasi. 

Salah satu pengunjung, Agus, mengaku datang karena tertarik dengan semangat kolektif dan ide-ide yang diangkat dalam zine.

“Tertarik karena selalu senang dengan yang berbau dengan literasi, dengan ide-ide, dengan usaha kolektif bersama,” ujar Agus, saat ditemui di Asrama Bona Ventura, Sabtu 12 Juli 2025.

Agus merupakan warga asal Jawa yang kini menetap di Kubu Raya. Ia menilai karya-karya yang dipajang di zine fest ini sangat relevan dengan kondisi Kalimantan Barat.

“Semuanya menarik karena banyak isu-isu lokal di Kalimantan Barat. Problem-problem sosial, problem ekologi, problem yang dialami oleh masyarakat Kalimantan Barat, yang diangkat oleh teman-teman penggiat zine di sini. Dan mereka bukukan secara kolektif dan kita bisa berdiskusi juga dengan teman-teman pembuatnya. Walaupun kita bisa dapat secara gratis di sini juga,” tambahnya.

ZINE FEST - Agus, satu di antara pengunjung Pontianak Zine Fest 2025 tampak antusias membaca karya-karya zine yang dipamerkan, Sabtu 12 Julio 2025. Ia menyebut kegiatan ini membuka ruang interaksi dan diskusi seputar isu-isu lokal di Kalimantan Barat.
ZINE FEST - Agus, satu di antara pengunjung Pontianak Zine Fest 2025 tampak antusias membaca karya-karya zine yang dipamerkan, Sabtu 12 Julio 2025. Ia menyebut kegiatan ini membuka ruang interaksi dan diskusi seputar isu-isu lokal di Kalimantan Barat. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Peggy Dania)

Meski baru pertama kali datang, kesan yang ia rasakan sangat mendalam. Ia menyebut kegiatan seperti ini sangat berbeda dengan pengalaman membaca di toko buku.

“Seru sih. Menurut saya, lebih senang dengan kegiatan literasi yang seperti ini. Bagi saya kegiatan literasi seperti ini berbeda jauh sekali ketika kita ke toko buku. Karena kalau ke toko buku kita hanya pasif saja, hanya membaca saja. Tapi kalau di sini kita bisa berinteraksi dengan teman-teman yang satu frekuensi yang senang dengan buku, dengan tulisan, maupun dengan gerakan kolektif bersama,” ungkapnya.

Bagi Agus, zine adalah media bebas untuk menyuarakan apa saja.

“Kalau dari saya, zine itu adalah sebuah usaha kolektif di dalam bentuk literasi. Jadi teman-teman kita semua bisa bebas untuk menulis, bebas untuk berkarya dan mengangkat apapun isu-isu yang ada di sekitar kita. Dan yang paling penting adalah interaksi dan gerakan bersama itu,” tutupnya.

 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!! 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved