Berita Viral

Ekstrem, Tradisi Potong Jari Suku Dani Papua dan Pergulatan Emosional di Era Modern

Dalam budaya ini, duka tidak cukup diungkapkan dengan air mata; bagian tubuh pun harus rela dikorbankan. 

YouTube ZonFolk
TRADISI POTONG JARI - Foto ilustrasi hasil olah YouTube ZonFolk, Sabtu 12 Juli 2025, memperlihatkan di balik pegunungan hijau Papua, tersimpan sebuah tradisi duka yang begitu dalam dan menyakitkan niki paleg, ritual potong jari dari Suku Dani. Dalam budaya ini, duka tidak cukup diungkapkan dengan air mata; bagian tubuh pun harus rela dikorbankan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Di balik pegunungan hijau Papua, tersimpan sebuah tradisi duka yang begitu dalam dan menyakitkan niki paleg, ritual potong jari dari Suku Dani. 

Tradisi ini bukan sekadar bentuk berduka, tapi juga simbol cinta dan pengorbanan kepada orang tercinta yang telah meninggal dunia. 

Dalam budaya ini, duka tidak cukup diungkapkan dengan air mata; bagian tubuh pun harus rela dikorbankan. 

Namun di tengah arus perubahan zaman, praktik ekstrem ini perlahan mulai ditinggalkan oleh generasi muda. 

“Ibu bapak saya tidak lagi menjalankan tradisi niki paleg. Terakhir yang melakukannya adalah nenek saya,” ujar Melkianus Dogipai (29), pemuda asal Suku Mee, Papua Tengah. 

Meski mulai ditinggalkan, jejak emosionalnya masih terasa, seperti kisah Amin Momiage yang memotong ujung jarinya saat sang ibu meninggal. 

Kini, masyarakat adat Papua dihadapkan pada pilihan: melestarikan warisan budaya atau menemukan cara baru untuk merawat kenangan.

Minum Oli Bekas Bayi di Ngawi Meninggal Sempat Alami Pendaharan dari Hidung dan Kejang-kejang

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Apa Itu Tradisi Niki Paleg dalam Budaya Suku Dani Papua?

Mengapa Jari Harus Dipotong untuk Menunjukkan Rasa Duka?

Niki paleg adalah praktik memotong ruas jari sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada anggota keluarga yang telah meninggal. 

Dalam pandangan masyarakat adat Dani yang mendiami wilayah pegunungan Papua, kehilangan bukan sekadar air mata, tetapi juga pengorbanan fisik.

Jari yang dipotong biasanya bukan ibu jari, melainkan ruas-ruas dari jari lain. 

Pemotongan dilakukan oleh keluarga inti: orang tua, saudara kandung, atau anak dari mendiang. 

Ritual ini dipercaya dapat mencegah datangnya bencana lain yang bisa mengancam nyawa anggota keluarga lainnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved