Kabar Artis

Bukan Sekadar Hiasan, Makna Mendalam Siger Sunda yang Dikenakan Alyssa Daguise di Hari Pernikahan

Bertempat di hotel mewah St. Regis Jakarta, prosesi sakral ini berlangsung dalam nuansa adat Sunda, yang elegan dan penuh filosofi.

Instagram
NIKAH- Akad nikah Al Ghazali dan Alyssa Daguise berlangsung di hotel bintang lima, The St. Regis Jakarta, yang berlokasi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise yang digelar secara tertutup pada Senin, 16 Juni 2025, tak hanya menyita perhatian karena kemewahannya, tetapi juga karena kekentalan unsur budaya yang mereka angkat. 

Bertempat di hotel mewah St. Regis Jakarta, prosesi sakral ini berlangsung dalam nuansa adat Sunda, yang elegan dan penuh filosofi.

Salah satu hal yang mencuri perhatian dalam pernikahan tersebut adalah penampilan anggun Alyssa Daguise, yang mengenakan kebaya abu-abu muda lengkap dengan sanggul tradisional, ronce melati, kembang goyang, dan tentu saja, siger Sunda mahkota khas pengantin wanita dalam budaya Sunda yang sarat makna.

Siger Sunda: Mahkota yang Sarat Filosofi

Meski tampak seperti mahkota perhiasan biasa di kepala pengantin, siger Sunda bukanlah sekadar aksesori. Benda ini merupakan simbol penting dalam adat pernikahan yang merepresentasikan keanggunan, kehormatan, dan kedudukan mulia seorang wanita Sunda.

Menurut Iis Pitaloka, seorang MC profesional yang telah lama berkecimpung dalam prosesi pernikahan adat Sunda, letak siger di bagian tengah kepala menggambarkan filosofi mendalam: bahwa perempuan khususnya istri harus tampil anggun, elok, dan terjaga dari segala sisi, baik dari depan maupun belakang, terutama di hadapan suaminya. Ini menjadi simbol kesempurnaan dan kesiapan perempuan dalam menjalani peran baru sebagai istri.

Maia Estianty Doakan Pernikahan Putra Pertamanya Bersama El Dul dan Shafeea, Ingatkan Tentang Godaan

Unsur Filosofis Lain: Keris Sang Pengantin Pria

Tak hanya siger yang menyimpan makna, prosesi adat Sunda juga menyertakan keris, senjata tradisional yang biasa dibawa pengantin pria. Dalam konteks pernikahan, keris tak hanya melambangkan kekuatan, tapi juga tanggung jawab besar.

Masih menurut Iis Pitaloka, keris menjadi simbol bahwa sang ayah secara simbolis menyerahkan putrinya kepada mempelai pria, yang kini dipercaya untuk menjaga, melindungi, dan menjadi pemimpin dalam rumah tangga. Ini adalah momen penuh haru sekaligus penuh makna dalam adat Sunda.

Sentuhan Tradisi dalam Nuansa Modern

Penampilan Al Ghazali dan Alyssa yang mengenakan beskap putih, blankon batik, dan kebaya adat menunjukkan bahwa meski pernikahan mereka berlangsung dalam suasana modern dan mewah, keduanya tetap memberikan penghormatan tinggi pada warisan budaya bangsa.

Dengan balutan siger dan kebaya anggun, Alyssa tampil memesona sekaligus menunjukkan bahwa kecantikan sejati seorang perempuan tak hanya terletak pada penampilan luar, tapi juga pada nilai-nilai yang ia junjung termasuk menghargai tradisi dan kearifan lokal.

Iis kemudian menjelaskan tentang sungkeman setelah akad nikah. Menurutnya, sungkeman merupakan bentuk penghormatan kepada orang tua, yang menjadi bagian dari tradisi yang harus dijalani dengan penuh rasa syukur dan doa.

"Sebetulnya sungkeman pengantin wanita kepada pengantin pria itu tidak ada, tapi pengantian pria bisa medoakan istrinya dengan menyentuh kepalanya," ujarnya, dilansir dari TribunCirebon.com.

Kemudian, setelah sungkeman yaitu ada saweran. Dalam prosesi ini, pengantin tak diperkenankan untuk ikut menyawer.

Rahasia yang Dikatakan Rasulullah kepada Fatimah Menjelang Wafatnya

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved