Kelana Ungkap Data SSGI, Provinsi Kalbar Penyumbang Tingginya Stunting di Indonesia
Kelana mengungkapkan, angka stunting di Kalbar tahun 2024 mengalami peningkatan. Bahkan, selisih angka dengan data nasional mencapai 7 persen.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Data Stunting di Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. Selain itu, Kalbar juga termasuk dalam 11 Provinsi penyumbang tingginya stunting di Indonesia.
Direktur Poltekes Kemenkes Pontianak, Kelana Kusma Dharma mengungkapkan, terjadi peningkatan angka stunting di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2024 mencapai 26,8 persen.
Sementara data stunting nasional turun 1,7 persen dari 21,5 tahun 2023 menjadi 19,8 persen.
"Berdasarkan survey status gizi Indonesia tahun 2024. Hasilnya, bagi kalbar kita cukup perlu usaha yang keras, untuk mengejar target nasional itu data stunting sekarang 19,8 persen," ungkap Kelana saat menghadiri Sosialisasi Germas Pencegahan Stunting dan Penyakit Tidak Menular di Gedung Pancasila Sintang. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR-RI, Alifudin, Selasa 10 Juni 2025.
Kelana mengungkapkan, angka stunting di Kalbar tahun 2024 mengalami peningkatan. Bahkan, selisih angka dengan data nasional mencapai 7 persen.
• Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Biogas, Peternak di Sintang Tak Pernah Lagi Beli Gas LPG
"Kalbar terjadi peningkatan. Jadi dari 35 Provinsi ada 24 yang turun stunting tahun 2024, tapi kita kalbar meningkat. Ada 11 Provinsi yanng meningkat salah satunya kalbar. Kalbar data stuntingnya, 26,8 persen. Ada selisih 7 persen dari data nasional. Artinya kalbar salah satu penyumbang untuk tingginya stunting di Indonesia," jelas Kelana.
Menurut Kelana, jika ingin mencapai target nasional 5 persen stunting tahun 2045, maka setiap tahunnya harus turun 1-2 persen untuk mencapai Indonesia Emas.
Kelana menegaskan, penurunan stunting dan penyakit tidak menular bukhanya tugasny bidang kesehatan, karena secara teori peran kesehatan hanya 20 persen sisanya 80 persen peran lintas sektoral.
Karena penyebstuntinging bukhanya faktor gizi tapi faktor ekonomi, pola asuh bahkan imunisasi.
"Mari kita galakkan kerjasamaa lintas sektoral dalam rangka menurunkan stunting dan menurunkan angka penyakit tidak menular di tengah masyarakat," ajak Kelana. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
AJI Pontianak Imbau Jurnalis Utamakan Keselamatan Saat Meliput Aksi Demo |
![]() |
---|
Bangun Jembatan hingga Perbaikan Jalan, Gubernur Ria Norsan Kebut Infrastruktur di Hulu Kalbar |
![]() |
---|
Polres Mempawah Gelar Salat Gaib dan Doa Bersama dengan Tokoh Agama dan Komunitas Ojek Online |
![]() |
---|
Pedagang Keripik Tetap Berjualan di Tengah Aksi Demo DPRD Kalbar: Tidak Takut Saya Cari Rezeki |
![]() |
---|
CEA Kecam Tindakan Kekerasan Aparat Saat Aksi 28 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.