Ragam Contoh

Menanamkan Nilai Pancasila melalui P5 dalam Dunia Pendidikan di Tahun 2025

Kehadiran P5 menjadi langkah strategis dalam mewujudkan generasi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademis,

setneg.go.id
P5- Melalui kegiatan yang bersifat kolaboratif, reflektif, dan kontekstual, P5 mendorong peserta didik untuk aktif berkontribusi dalam masyarakat sekaligus mengasah keterampilan abad ke-21 seperti komunikasi, kreativitas, kepemimpinan, dan empati sosial. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu inovasi penting dalam dunia pendidikan Indonesia, khususnya sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada tahun 2021.

Kehadiran P5 menjadi langkah strategis dalam mewujudkan generasi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat, jiwa kebangsaan, serta kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan global.

Melalui kegiatan yang bersifat kolaboratif, reflektif, dan kontekstual, P5 mendorong peserta didik untuk aktif berkontribusi dalam masyarakat sekaligus mengasah keterampilan abad ke-21 seperti komunikasi, kreativitas, kepemimpinan, dan empati sosial.

Dengan demikian, P5 tidak hanya menjadi pelengkap dalam proses pembelajaran, tetapi juga fondasi penting dalam pembentukan karakter dan identitas pelajar Indonesia yang utuh dan berdaya saing tinggi.

Cara Menyampaikan Penutup Presentasi Secara Elegan dan Inspiratif

6 Dimensi P5 Dalam Kurikulum Merdeka

1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Dimensi P5 di dalam kurikulum merdeka yang pertama ada beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia.

Pada dimensi ini masuk ke ranah religius dimana diharapkan para peserta didik mampu memahami ajaran atau kepercayaannya masing-masing dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

2. Dimensi Berkebhinekaan Global

Selanjutnya ada dimensi berkebhinekaan global yang bertujuan untuk mengarahkan para peserta didik untuk mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya sambil tetap berinteraksi dengan budaya lain.

3. Dimensi Bergotong-royong

Selanjutnya ada dimensi bergotong-royong dimana para peserta didik diharapkan memiliki kompetensi untuk berkegiatan secara bersama-sama.

Contoh dari penerapan dimensi bergotong-royong seperti para peserta didik berkolaborasi dengan masyarakat untuk memecahkan permasalahan sampah.

4. Dimensi Mandiri

Selanjutnya ada dimensi mandiri yang diharapkan para peserta didik bisa bertanggung jawab dari proses belajar yang ia jalani.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved