berita viral

Lemas karena Denda Rp500 Ribu, Kurir COD Terancam Dipecat Gara-Gara Tak Ada Kembalian Rp700

Peristiwa ini terjadi saat ia mengantarkan paket senilai Rp21.300 dan hanya mampu mengembalikan Rp28.000 dari uang Rp50.000 yang diberikan pembeli. 

Youtube Wak Labu 07
KURIR TERANCAM DIPECAT - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Wak Labu 07, Jumat 2 Mei 2025, memperlihatkan Seorang kurir layanan bayar di tempat (COD) harus menelan pil pahit setelah dilaporkan pelanggan karena tidak memiliki kembalian uang sebesar Rp700. Peristiwa ini terjadi saat ia mengantarkan paket senilai Rp21.300 dan hanya mampu mengembalikan Rp28.000 dari uang Rp50.000 yang diberikan pembeli. 

Netizen mengecam sikap pembeli dan menyoroti ketatnya aturan perusahaan ekspedisi terhadap kurir, meski persoalannya sangat sepele.

Dalam unggahan akun tersebut dijelaskan:

“Kurir menghampiri suaminya yg ke-2 kali setelah mengembalikan kembalian 700 perak... namun akhirnya kurir pulang dan membayar 500.000 untuk bisa bekerja kembali untuk menafkahi keluarganya.”

Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keadilan dalam sistem kerja kurir COD serta bagaimana perusahaan menangani keluhan pelanggan.

Bagaimana Kehidupan Sehari-hari Kurir COD Menjelang Lebaran?

Apa Tantangan yang Dihadapi Kurir Saat Ramadan dan Lebaran?

Di balik kenyamanan belanja online, ada perjuangan para kurir yang bekerja ekstra keras, terutama menjelang Hari Raya. 

Salah satu kurir pick-up dari SPX Express, Ian Supriana, membagikan kisahnya kepada Kompas.com.

Ian yang sudah empat tahun berkecimpung di dunia logistik mengatakan bahwa beban kerja meningkat drastis saat momen puncak seperti Ramadhan dan promo tanggal kembar.

“Biasanya dalam sehari saya menangani 400-500 paket. Tapi tahun ini 800 sampai 1.000 paket,” ujarnya.

Kenaikan volume ini biasanya terjadi sejak awal Ramadhan, bukan menjelang Lebaran, karena pelanggan sudah cerdas dalam mengantisipasi keterlambatan pengiriman.

Bagaimana Kurir Menyiasati Waktu dan Tantangan Cuaca?

Ian menyebutkan tantangan terberat justru terjadi di sore hingga malam hari, saat tenaga mulai menipis dan pesanan masih harus diambil. 

Ia bekerja dari siang hingga malam, bahkan bisa sampai tengah malam jika paket dari seller belum siap.

“Biasanya selesai jam 7 malam, tapi karena packing belum selesai, bisa sampai tengah malam. Tapi ya, namanya layanan, mau enggak mau harus ditunggu,” katanya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved