Warga Nanga Libau Sepauk Sintang Gotong Royong-Patungan Perbaiki Jalan Rusak

Untuk menutupi biaya sewa alat berat yang belum terbayarkan, warga memasang portal jalan dan mengenakan tarif bagi kendaraan yang melintas, berkisar a

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
GOTONG ROYONG - Warga Desa Nanga Libau, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat gotong royong memperbaiki kerusakan jalan sepanjang 400 meter. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Warga Desa Nanga Libau, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat gotong royong memperbaiki kerusakan jalan sepanjang 400 meter.

Dana yang terkumpul dari hasil gotong royong itu digunakan untuk menyewa alat berat (eksavator) untuk memperbaiki jalan sepanjang kurang lebih 400 meter selama tiga hari. 

Selain itu, sekitar 2.000 batang kayu dikumpulkan untuk memperkuat jalan, dengan setiap pemilik mobil menyumbang 100 batang kayu.

Pengerjaan jalan dilakukan melalui kerja bakti yang melibatkan pemilik mobil, staf desa, serta anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD). 

Untuk menutupi biaya sewa alat berat yang belum terbayarkan, warga memasang portal jalan dan mengenakan tarif bagi kendaraan yang melintas, berkisar antara Rp50.000 hingga Rp200.000, tergantung pada jenis kendaraan dan berat muatan.

Soal Penataan Tenaga Honorer di Sintang, Sekda Kartiyus Tunggu Petunjuk Menpan-RB

"Inisiatif ini menjadi bukti bahwa masyarakat Desa Nanga Libau memiliki semangat kebersamaan dan kemandirian yang tinggi dalam membangun infrastruktur desa mereka. Tanpa menunggu bantuan dari pemerintah, mereka berusaha sendiri untuk memperbaiki jalan yang menjadi urat nadi kehidupan sehari-hari," ujar Tokoh masyarakat Desa libau, Mateus.

Desa Libau kata Mateus, letaknya yang cukup jauh dari pusat kota membuat desa ini sangat bergantung pada akses jalan darat untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Namun, kondisi jalan yang rusak parah menjadi kendala utama dalam mobilitas warga. Jalan yang berlubang, berlumpur saat hujan, dan berdebu saat kemarau membuat aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat menjadi terhambat.

Menurut Mateus, kondisi jalan yang tidak layak telah berdampak pada berbagai aspek kehidupan warga. Anak-anak kesulitan pergi ke sekolah, para petani menghadapi kendala dalam mengangkut hasil panen, dan akses terhadap fasilitas kesehatan menjadi lebih sulit. 

Hingga saat ini, belum ada perhatian serius dari pemerintah untuk memperbaiki jalan tersebut, sehingga warga harus mencari solusi secara mandiri.

"Meskipun demikian, warga tetap berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur desa mereka. Dengan adanya perbaikan jalan yang berkelanjutan, diharapkan perekonomian masyarakat semakin berkembang dan kesejahteraan mereka dapat meningkat secara signifikan," harap Mateus. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved