Contoh Perempuan sebagai Agen Perubahan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
JPK juga bekerjasama dengan TFCA sebagai pengenalan lingkungan yang saat ini bernaung untuk memperhatikan dan memberikan konsen di program konservasi
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Kredibilitas Jurnalis Perempuan Khatulistiwa terus diasah dalam berbagai aspek lingkup yang besar.
Satu diantaranya ialah melalui pelatihan yang mengangkat tema perempuan dalam perlindungan serta pengelolaan sumber daya alam yang iknlusif dan berkelanjutan di Kalimantan Barat.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menjadi pedoman belajar bagi jurnalis perempuan yang ada di Kalbar, karena perannya yang sangat dibutuhkan dalam ruang lingkup lingkungan.
JPK juga bekerjasama dengan TFCA sebagai pengenalan lingkungan yang saat ini bernaung untuk memperhatikan dan memberikan konsen di program konservasi hutan, khususnya di Kalimantan.
Direktur TFCA untuk Kalimantan, Puspa Dewi Liman berharap wawasan jurnalis perempuan bisa terus diasah dan ditambah agar mendapat peran penting dalam perlindungan dan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada di Kalbar.
• JPK Kenalkan Helpline Teman Baik, Saluran Bantuan Bagi Korban Serangan Digital
Tidak hanya itu saja, dirinya juga mengatakan saat ini ada banyak sekali program yang telah dijalankan oleh TFCA dalam melindungi hutan Kalbar dan pengelolaannya.
“ TFCA bekerja sama dengan banyak pihak dengan tujuan konservasi dan melestarikan keanekaragaman hewan, baik itu ekosistem penting dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan,’ Jelasnya.
Satu diantara program yang telah dilaksanakan untuk wilayah Kalbar ialah berada di Kapuas Hulu, yaitu Danau Empangan yang menjadi program binaan kelompok pengelola masyarakat dalam melindungi spesies dan ekosistem penting.
Contohnya, di Danau Empangau ini terdapat habitat ikan arwana super red yang tentunya harus di jaga kelestariannya sekaligus juga untuk dilindungi dalam pengawasannya.
Hal ini sejalan dengan program TFCA itu sendiri, yakni sebagai wilayah ekowisata pengembangan berbasis kearifan lokal.
Tidak hanya itu saja, Ketua JPK Aseanty Phaleavi berharap pula kegiatan workhsop ini bisa menjadi peran perempuan di daerahnya untuk ikut menyuarakan aktivitas dalam konservasi hutan dan lahan dari titik terkecil.
Contohnya dimulai dari dapur, dengan cara sederhana ini pula, perempuan sangat berperan pesat untuk membantu menjaga lingkungannya.
Lokakarya ini juga menghadirkan pemateri Aris Munandar, yang menjadi jurnalis yang banyak mengulas tentang lingkungan.
Pasalnya, Aris mengatakan bahwa peran perempuanlah yang sangat penting dalam upaya pelestarian kawasan.
• Contoh Ice Breaking Seru untuk MPLS 2024 Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK
Ia juga membagikan pengalamannya saat liputan, dimana ada banyak kegiatan yang selalu melibatkan perempuan untuk kemajuan desa atau kampung.
21 Desa di Kalbar Jadi Fokus Edukasi Cegah TPPO dan Pekerja Migran Ilegal |
![]() |
---|
Karhutla Kembali Terjadi di Kubu Raya, Kualitas Udara Sempat Memburuk dan Jarak Pandang Minim |
![]() |
---|
Mulai September Rute Pontianak-Malaysia Akan Kembali Beroperasional di Bandara Supadio |
![]() |
---|
Musim Kemarau Debit Air Danau Sebedang Mengering, Namun Tak Surutkan Kunjungan Wisata |
![]() |
---|
Kades dan Bendahara Terseret Tipikor, Bupati Kapuas Hulu Ingatkan Jangan Salah Gunakan Dana Desa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.