Pengamat Ekonomi Eko Supriyanto Sebut Dua Penyebab Masyarakat Kalbar Terjebak Kemiskinan
Alasan beras dan rokok menjadi penyumbang kemiskinan karena harga beras di Kalimantan Barat relatif tinggi, terutama di daerah terpencil.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Terjadi penurunan persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat selama beberapa periode terakhir, hal ini menunjukkan adanya kemajuan dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Namun, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menargetkan untuk mencapai nol persen kemiskinan ekstrem di tahun 2024.
Saat ini, angka kemiskinan ekstrem di Kalimantan Barat adalah 0,9 persen. Beras dan rokok merupakan dua komoditas yang menjadi penyumbang terbesar angka kemiskinan di Kalimantan Barat.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat, pada Maret 2024 Komoditas Beras menyumbang 20,09 persen terhadap garis kemiskinan di Kalimantan Barat.
Rokok kretek filter menyumbang 14,94 persen terhadap garis kemiskinan di Kalimantan Barat.
Baca juga: Studio Bangunan Beri Diskon 25 Persen Untuk Produk Exhaust fan dari Siuonhata
Artinya, pengeluaran untuk beras dan rokok menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan masyarakat di Kalimantan Barat terjebak dalam kemiskinan.
Alasan beras dan rokok menjadi penyumbang kemiskinan karena harga beras di Kalimantan Barat relatif tinggi, terutama di daerah terpencil.
Hal ini membuat masyarakat miskin harus mengeluarkan proporsi besar pendapatan mereka untuk membeli beras.
Kemudian, Rokok merupakan salah satu barang konsumsi yang tidak esensial, namun banyak dikonsumsi oleh masyarakat miskin.
Kebiasaan merokok ini dapat menguras pendapatan mereka dan menghambat upaya mereka untuk keluar dari kemiskinan.
Memperbaiki pola konsumsi tidak hanya dapat mengurangi angka kemiskinan namun juga baik untuk kesehatan.
Namun, hal ini sulit untuk dilakukan karena kesadaran masyarakat terhadap rokok masih sangat minim.
Pemerintah dan masyarakat dalam hal ini harus bisa bersinergi dalam menekan angka kemiskinan, salah satu contohnya adalah melakukan stabilisasi harga beras melalui berbagai program.
Program yang digalakkan bisa seperti subsidi, operasi pasar, dan bantuan langsung kepada petani. Kemudian perlu meningkatkan edukasi dan kampanye kesehatan untuk mengurangi konsumsi rokok, terutama di kalangan masyarakat miskin.
Untuk penanggulangan kemiskinan diperlukan waktu yang cukup lama dengan cara meningkatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, peluang ekonomi agar pendapatan masyarakat meningkat sehingga mampu keluar dari lingkaran kemiskinan.
Hal yang paling penting adalah mengubah pola fikir masyarakat miskin untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik. (*)
Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini
| Ketua Baznas Kalbar Ajak Umat Salurkan Zakat dan Sedekah Lewat Masjid Sekitar |
|
|---|
| UPGRI Pontianak Jadi Pelopor Penggerak Literasi Digital di Kalbar |
|
|---|
| Tenggelamnya Kapal Kayu, Dishub Kubu Raya Tekankan Pentingnya Keselamatan Penumpang |
|
|---|
| Dua Tahun Vakum, Pengusaha Tahu di Sukadana Kembali Bangkit Berkat Program MBG |
|
|---|
| BREAKING NEWS - Sejumlah Siswa SD Islam Tahfidz Putussibau Keracunan MBG |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Untan-210624-supri.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.