Tim Dinas PU: Butuh Anggaran Rp 800 Juta untuk Bangun Jembatan Gantung Sungai Sintang

Berdasarkan tinjauan tersebut, tim Dinas PU menyimpulkan bahwa material Jembatan Gantung yang lama sudah tidak bisa lagi digunakan.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Tim Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sudah melakukan tinjauan lapangan jembatan gantung di Dusun Lebuk Lebang, Desa Sungai Sintang, Kecamatan Kayan Hilir yang rusak beberapa waktu lalu, Senin 13 Mei 2024. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Tim Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sudah melakukan tinjauan lapangan Jembatan Gantung di Dusun Lebuk Lebang, Desa Sungai Sintang, Kecamatan Kayan Hilir yang rusak beberapa waktu lalu, Senin 13 April 2024.

Berdasarkan tinjauan tersebut, tim Dinas PU menyimpulkan bahwa material Jembatan Gantung yang lama sudah tidak bisa lagi digunakan.

Sehingga, harus dibangun kembali dengan material yang baru.

"Kami sudah turun ke lapangan. Dan memang materialnya tidak layak lagi," kata Kepala Bidang Jembatan pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sintang, Karmila, Senin 13 Mei 2024.

KPU: Pilkada Sintang Nihil Bakal Calon Perorangan

Berdasarkan perhitungan awal tim Dinas PU, diperlukan anggaran sekitar Rp 800 juta untuk membangun baru Jembatan Gantung tersebut dengan bentang panjang 50 meter.

Karmila menyebut sudah berkoordinasi dengan Satker P2JN, namun belum ada tanggapan.

"Untuk pembangunannya diperlukan sekitar 800 an juta dengan panjang jembatan 50 meter. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak P2JN, cuma belum ada keputusan apakah nantinya ditangani P2JN atau pemda. Lokasi pembangunan jembatan sekitar 2 meter dari lokasi yang lama. Kalau bangun Jembatan Gantung rangka baja sekitar 4 miliar," kata Karmila.

Florensius Budi, Kepala Desa Sungai Sintang mengatakan  Jembatan Gantung Lebuk Lebang akses 5 desa di Kecamatan Kayan Hilir.

Bahkan, beberapa warga Nanga Ngeri Kabupaten Kapuas Hulu juga biasa lewat jembatan itu.

"Jembatan Gantung itu penghubung dari desa Sungai Sintang ke desa Batu Netak, Sungai buaya, Desa Neran Baya, Sungai garong dan desa Sungai Pengga. Ada 5 desa," kata Budi.

Sejak menjabat kades 2021, Budi kerap mengusulkan perbaikan ke Pemda. Namun, usulan itu tak kunjung ditanggapi hingga jembatan roboh.

"Jembatan roboh pertama udah termakan usia kalau tidak salah tahun 2007 dibangun. 17 tahun belum pernah rehab, kalau saya lihat sudah tua Jembatan itu. Yang patah bagian sambungan baut. Kayu ndak patah. Waktu ambruk ndak ada yang lewat.  Sudah sering diusulkan ke PU, sejak saya jabat 2021 ajukan ke pemda supaya mohon ditangani, karena Jembatan sudah tua," kata Budi.

LP3K Sintang Akan Gelar Pesparani I Tingkat Kabupaten Sintang, Akan Diikuti 14 Kecamatan

Bentang jembatan yang ambruk tersebut memiliki panjang 60 meter dan lebar 2,20 meter. Sekarang, lalu lintas masyarakat untuk menyeberang Sungai terpaksa menggunakan rakit.

"Sekarang masyarakat sementara lewat Sungai pakai rakit. Nyeberang Sungai motor 10 ribu, kalau bawa barang 20 ribu. Jadi kami mohon atas nama pemdes mohon pemda dapat segera perbaiki. ditangani oleh pemda. Banyak yang lewat itu penghubung ke silat orang nanga ngeri juga lewat situ  itu jalan penghubung. Cukup membantu dengan adanya rakit. Cuma pelru biaya," kata Budi. 

Wakil Bupati Sintang, Melkianus memastikan pemerintah daerah akan segera mencari solusi terhadap rusaknya Jembatan Gantung di Dusun Lebuk Lebang, Desa Sungai Sintang, Kecamatan Kayan Hilir.

"Tentu hal ini menjadi skala perioritas. Hanya memang dalam hal ini karena musibah dan bencana tentu tidak masuk dalam perencanaan, tapi ada hal yang bisa kita buat dan ini menjadi skala peeiortas. Kita usahakan sesegera mungkin dengan cara sesuai aturan," ujar Melkianus.

Menurut Melki, Jembatan Gantung di Desa Sungai Sintang tak bisa lagi diperbaiki. Sebab, materialnya tak bisa lagi digunakan. Namun, pemda akan segera mencari solusi terbaik untuk penanganan cepat.

"Kami masih berusaha bagaimana supaya jembatan ini bisa fungsional, namun jembatan ini tidak bisa diperbaiki lagi, karena memang kalau tidak salah informasinya dibangun pada tahun 2007. Itu belum pernah ada perbaikan sehingga roboh. Kita bersyukur robohnya tidak ada korban. Namun dalam hal ini kami tetap berusaha mencari solusi terbaik untuk penanganan jembatan itu," beber Melki.

(*)

Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved