Pemkot Kerahkan Tim Pendamping untuk Turunkan Stunting hingga 14 Persen di Kota Pontianak
Padahal, dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi di Kota Pontianak, berisiko terhadap penambahan jumlah balita stunting.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
Hal tersebut mengacu pada arahan Presiden RI yang dituangkan pada RPJMN 2020-2024 bahwa stunting pada balita harus diturunkan sampai dengan angka 14 persen pada 2024.
Angka stunting di Kota Pontianak kembali mengalami penurunan pada awal tahun 2024 menjadi 16,7 persen dari yang awalnya 19,7 persen pada akhir tahun 2023.
Target selanjutnya, kata Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian harus berada di bawah target nasional yaitu 14 persen. Dirinya optimis angka itu bisa tercapai sebelum akhir tahun.
• Inovasi Pemkot Pontianak Turunkan Angka Stunting di 2024
Ani mengatakan, sebagaimana RPJMN tersebut, Pemkot Pontianak menargetkan penurunan prevalensi stunting balita menjadi 14 persen di tahun 2024 yang tertuang dalam RPJMD. Untuk mewujudkannya, berbagai langkah yang dilakukan pihaknya.
"Antara lain ditetapkannya Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Pontianak, penyusunan rencana aksi percepatan penurunan stunting sebagai bagian dari implementasi aksi konvergensi penurunan stunting," ujarnya, Sabtu 27 April 2024.
Lanjut Ani, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dibentuk mulai dari tingkat kota hingga kelurahan. Selain itu, rembuk stunting tingkat kota dan kecamatan rutin digelar. Tim pendamping keluarga juga dikerahkan ke lapangan untuk pendampingan keluarga berisiko stunting.
"Tak kalah pentingnya, program-program dengan sasaran seribu hari pertama kehidupan dengan keterlibatan pentahelix pemangku kepentingan antara lain organisasi masyarakat seperti PKK, CSR perusahaan, media massa dan akademisi," ucapnya.
Ani Sofian menambahkan, selain upaya tersebut di atas, Pemkot Pontianak juga menginisiasi hadirnya inovasi intervensi spesifik yang dikembangkan dalam rangka penurunan stunting.
Intervensi spesifik ini mencakup antara lain pelayanan kesehatan terpadu bagi calon pengantin, pelayanan kesehatan bagi remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini melalui pemberian tablet tambah darah, pendampingan ibu hamil oleh tenaga kesehatan dan kader dengan pemberian beras Fortivit dan sebagainya.
Selanjutnya, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting. Di antaranya penanganan daerah rawan pangan dengan pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi, perbaikan sanitasi dan rumah tak layak huni, sambungan air bersih serta kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.
"Kita juga sudah memiliki sistem manajemen data stunting digital bersifat mobile dan dapat diakses oleh berbagai perangkat, yakni Pontianak Zero Stunting (PAZTI)," tandasnya.
Kerja Keras
Ani Sofian mengatakan tren positif penurunan stunting tidak terlepas dari upaya dan kerja keras bersama yang telah dilakukan berbagai pihak, mulai dari masyarakat itu sendiri, kader posyandu, TP PKK, sampai bantuan pangan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.
"Data stunting dari tahun ke tahun menunjukkan Kota Pontianak selalu dalam tren yang baik, selalu menurun. Pada akhir tahun 2021 itu 24,4 persen, kemudian di akhir 2022 turun menjadi 19,7, dan di akhir 2023 kemarin 16,7," ungkapnya.
Padahal, dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi di Kota Pontianak, berisiko terhadap penambahan jumlah balita stunting.
Wakil Wali Kota Pontianak Imbau Mahasiswa Sampaikan Aspirasi Tanpa Anarkis |
![]() |
---|
Siap Tampung 90 Siswa, Pemprov Kalbar Matangkan Sekolah Rakyat Rintisan dan Target Akhir September |
![]() |
---|
Polda Kalbar dan Tzu Chi Gelar Bakti Sosial Kesehatan ke-150, Layani Operasi Gratis di Pontianak |
![]() |
---|
Situasi Terkini Aksi Damai di Sekitar Bundaran Digulis Untan Pontianak |
![]() |
---|
Unjuk Rasa Sempat Berlanjut di Bundaran Digulis Jumat Malam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.