Serahkan Bantuan, Windy Bertemu Anak Stunting Hingga Anak Tanpa Anus di Siantan Hilir

Windy menekankan dalam pemberikan Mpasi harus menekankan pada tiga komponen yang mengandung karbohidrat, protein hewani, dan lemak.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat , Windy Prihastari saat berkunjung dan bertemua anak-anak stunting dan anak Paud binaan PKK di Posyandu Anggrek, di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Senin 8 April 2024. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat , Windy Prihastari berkunjung ke Posyandu Anggrek, di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Senin 8 April 2024.

Turun menyambangi Posyandu Anggrek, beberapa agenda dilaksanakan Windy yang juga sebagai Bunda PAUD Provinsi Kalbar, dalam program aksi sosial berbagi di momentum ramadhan tahun ini.

Mulai dari menyerahkan bantuan dari gerakan orang tua asuh (GOTA) kepada 11 anak stunting di Wilayah Posyandu Anggrek, pemberian tali asih kepada 20 Anak PAUD Binaan PKK di Siantan Hilir, dan bertemu dengan anak bibir sumbing, dan anak yang tak memiliki anus.

Windy juga memastikan terhadap anak bibir sumbing dan anak tanpa anus yang ia temui hari ini telah mendapatkan pantauan dan akan dikakukan tindakan operasi.

“Kedua anak ini nantinya akan kita ambil tindakan operasi , saat ini masih dalam pantauan untuk penambahan berat badan lebih dulu. Dan memperhatikan tumbuh kembangnya," jelas Windy.

Baca juga: Jelang Lebaran, Pemprov Kalbar Lakukan Perbaikan di Sejumlah Badan Jalan yang Rusak

Di Posyandu Anggrek, Windy turut merangkul ibu-ibu baduta agar terus semangat dalam mendampingi dan memperhatikan tumbuh kembang anak. Selain memberikan bantuan, ia juga memberikan edukasi gizi cegah stunting.

“Di hari ke-28 ramadhan kita masih berkumpul bersama disini, walaupun kita lagi sibuk mempersiapkan menyambut Idul Fitri, tapi karena semangat kita dalam membantu Pemprov menurunkan angka stunting di kalbar, sekaligus bertemu dengan anak PAUD di Siantan Hilir,” jelas Windy.

Windy juga mengucapkan terima kasih kepada Anggota Korpri Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kalimantan Barat yang telah bergabung menjadi orang tua asuh anak stunting untuk 11 anak stunting di Posyandu Anggrek, Siantan Hilir.

“Jadi dalam mencegah dan keluar dari stunting, kita juga perlu peran orang tua dalam mengawasi anak-anaknya, sebab kita tidak bisa berjalan sendiri. Dalam hal ini, orang tua asuh juga akan membantu dalam pemberian bantuan untuk pemenuhan gizi pada MPASI, agar anak -anak ini keluar dari stunting,“ tekan Windy.

Langkah ini dilakukan selain membantu Pemorov dalam upaya menurunkan angka stunting, juga untuk Mempersiapkan generasi emas tahun 2024.

“Diharapkan anak-anak ini menjadi SDM yang yang berkualitas , bahkan menjadi top managemen di semua perusahaan,” ujar Windy.

Windy menekankan dalam pemberikan Mpasi harus menekankan pada tiga komponen yang mengandung karbohidrat, protein hewani, dan lemak.

Windy mendorong agar GOTA ini, bisa diikuti oleh seluruh stakeholder yang ada di Kalbar. Bukan hanya TP PKK Kalbar, maka dari itu ia mengajak Anggota Korpri untuk peduli kepada masyarakat dengan menjadi orang tua asuh dan mendampingi anak-anak stunting.

“Anak stunting ini akan didampingi oleh Orang tua asuh selama tiga bulan. Selama itu, kita memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik. Jadi permasalahan biayanya akan kita bantu, dari para orangtua asuh,” ujarnya.

Dikatakannya ada dua skema yang telah dibuat untuk orang tua asuh, yakni bisa memberikan bantuan berupa uang dengan hitungan satu hari Rp 25 ribu untuk tiga kali makan untuk para anak asuh stunting.

“Ini cukup karena yang kita bantu ini anak-anak baduta, dan kita berikan selama tiga bulan berturut-turut,” ujarnya.

Selain itu, orang tua asuh bisa memberikan bantuan berupa bahan untuk membuat Mpasi yang mengandung tiga komponen utama yang mengandung karbohidrat, protein hewani dan lemak.

“Mereka (orang tua asuh) harus ikut turun melakukan pemantauan atau monitoring tumbuh kembang anak asuh stunting, bukan hanya memberikan donasi saja. Tapi setiap bulan mereka harus pantau,” ujarnya.

Windy mengajak untuk seluruh stakeholder terkait bisa ikut andil dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Kalbar.

Penanganan stunting di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mampu menunjukkan progres yang positif. Pada 2024 ini Kalbar berhasil keluar dari 12 provinsi dengan kategori stunting tertinggi di Indonesia. Dengan penurunan sebesar 3,3 persen kini stunting Kalbar berada pada angka 24,5 persen.

Hasil tersebut didapat berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis beberapa waktu belakangan. Kalbar berhasil unggul diatas 16 provinsi lainnya di Indonesia. Bahkan stunting Kalbar berada jauh Provinsi Papua Tengah yang kini berada di angka 39,4 persen. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved