Idul Fitri

Kadisperindag Kalbar Sebut Pakaian dan Alas Kaki Hanya Menyumbang 0,9 Persen Angka Inflasi

Dimana untuk bahan kue masuk dalam kategori makanan, minuman dan tembakau dimana andil inflasi sebesar 1,87 persen pada bulan Maret 2024.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Kadisperindag ESDM Provinsi Kalbar Syarif Kamaruzaman yang ditunjuk Mendagri sebagai Pj Bupati Kubu Raya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tingkat konsumtif masyarakat biasanya meningkat Menjelang Hari Raya Idul Fitri, yang mana biasanya masyarakat akan ramai berbelanja mulai dari bahan kue, maupun pakaian yang akan dikenakan saat lebaran.

Lantas seberapa besar sumbangsih bahan kue maupun pakaian dan alas kaki dalam menyumbang angka inflasi. Selain, kebutuhan pokok yang menjadi kebutuhan sehari-hari.

Kepala Dinas Perindag ESDM Provinsi Kalimantan Barat, Syarif Kamaruzaman pun menjelaskan terdapat 11 kelompok pengeluaran yang mempengaruhi angka inflasi.

Dimana untuk bahan kue masuk dalam kategori makanan, minuman dan tembakau dimana andil inflasi sebesar 1,87 persen pada bulan Maret 2024.

Sedangkan pakaian juga memiliki andil inflasi 0.09 persen, dibawah perawatan pribadi (0,16 persen), transportasi (0,11 persen), dan restoran (0,10 persen).

Baca juga: Jadi Tenaga Honorer 18 Tahun, Penerima SK PPPK di Lingkungan Pemkot Pontianak Ini Ngaku Bersyukur

Jika melihat trend inflasi yty, pada bulan Maret 2024, angka inflasi di Provinsi Kalbar sebesar 2,51 persen dan turun daripada Februari 2024 sebesar 2,57 persen.

“Maka menjelang idul fitri bulan April. Kita optimis momentum HBKN tidak terlalu menaikan angka inflasi,” ujar Syarif Kamaruzaman.

Dikatakannya, memperhatikan pula budaya masyarakat menjelang HBKN dimana tingkat konsumtif meningkat yang menyebabkan beberapa komoditi mengalami kenaikan harga, karena banyaknya permintaan.

“Untuk dibeberapa daerah memang mengalami lonjakan harga, namun masih terkendali dan belum menampakan penurunan daya beli masyarakat,” ujarnya.

Ia mencontohkan di Ketapang pada bulan Januari 2024 angka inflasi mencapai 4,32 persen, kemudian Februari 2024 sebesar 3,5 persen, dan di Maret sebesar 2,75 persen.

“Ini merupakan tren positif yang telah dilakukan melalui berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi daerah,” ujarnya.

Daya beli masyarakat yang saat ini meningkat, dikatakannya tentu membawa pengaruh terhadap gejolak perekonomian, karena semakin banyak transaksi yang dilakukan dapat memberikan peningkatan pendapatan dari sisi penjualan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan peluang kerja, dan mendukung berbagai usaha kecil dan menengah. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved