Warga Kalbar Lebih Pilih Beli Rokok Ketimbang Makanan Sehat, Jumlah Perokok Meningkat
Menanggapi itu, Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian mengingatkan warganya agar lebih bijak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pengeluaran untuk konsumsi rokok warga Kalimantan Barat khususnya Pontianak dan Singkawang lebih tinggi dari uang yang dikeluarkan untuk membeli daging dan susu.
Menanggapi itu, Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian mengingatkan warganya agar lebih bijak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Menurut saya harus bijak, menjaga kesehatan sangatlah penting. Karena itu, sebaiknya rezeki yang diperoleh untuk menjaga kesehatan yang lebih diutamakan," kata Ani Sofian saat dihubungi TribunPontianak.co.id, Selasa 23 Januari 2023.
Dengan adanya program pemerintah tentang penurunan angka stunting, menurutnya mengkonsumsi bahan makanan hewani sangat di anjurkan untuk menghilangkan stunting.
"Menurut saya, memberikan asupan daging bagi anak-anak kita sangat penting," ucapnya.
• Warga Lebih Banyak Beli Rokok, Pj Wako Pontianak: Harus Bijak Penuhi Kebutuhan Sehari-hari
• Anak SD dan SMP di Kalbar Sudah Aktif Merokok, Berikut Penjelasan Kadiskes Kalbar
Dengan ini, Ani mengajak semua unsur untuk sama-sama mendukung apa yang menjadi program dari pemerintah dengan mendukung generasi emas dimasa mendatang.
"Oleh karena itu, marilah kita semua satu semangat melakukan upaya menuntaskan stunting ini," pungkasnya.
Perokok di Kalbar Meningkat
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti menyebutkan untuk jumlah perokok di Kalimantan Barat setiap tahunnya mengalami peningkatan.
"Untuk data tahun 2023 terlaporkan 933 perokok tertinggi pada usia rentan 13 sd 15 tahun, yang artinya anak SD kelas VI dan SMP sudah aktif mengkonsumsi rokok," katanya kepada tribunpontianak.co.id saat dihubungi Selasa, 23 Januari 2024.
Jika dibandingkan pada data tahun 2022 jumlah perokok sebanyak 596.
Perkembangan penyakit akibat rokok, dari data yang dimiliki Dinkes Provinsi Kalimantan Barat adalah Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menjadi yang tertinggi.
"Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyebab dan merupakan faktor tertinggi adalah merokok atau terpapar dengan asap rokok," jelasnya.
Sedangkan untuk data pengguna Vape dalam 3 tahun terakhir, secara akumulasi dalam laporan tidak menunjukkan adanya data terkait hal tersebut.
"Untuk secara khusus terkait vape tidak ada datanya," ungkapnya.
(*)
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW disini
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini
Curah Hujan di Kalbar Menurun, BMKG Ingatkan Potensi Karhutla |
![]() |
---|
Nota Kesepakatan KUA-PPAS APBD 2026 Resmi Diteken Pemkab dan DPRD Landak |
![]() |
---|
TERBONGKAR Kronologi Pria Curi Dump Truck Rp250 Juta di Tempat Cuci Mobil di Kubu Raya |
![]() |
---|
SOSOK Yatim, Satpam Tua Inspiratif Setia Jaga Komplek Acisa Asri Jl Paris 2 Pontianak 20 Tahun |
![]() |
---|
MOMEN Haru Pangdam XII/Tpr Jenguk Ojol Korban Pemukulan di Pontianak, Minta Maaf dan Tegaskan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.