Kunker Presiden Jokowi

Hadiri Kongres HMI di Kalbar, Jokowi Sampaikan Hasil KTT Luar Biasa Tentang Gaza

Oleh sebab itu, ia berharap kepada kader - kader HMI di Indonesia yang saat ini berkumpul di Kalbar dapat mewujudkan Indonesia emas.

Penulis: Ferryanto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada pembukaan kongres HMI dan Munas Kohati di Kalbar, jumat 24 November 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Presiden Joko Widodo membuka secara langsung kongres HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) ke 32 dan Munas Kohati ke 25 di Kalimantan Barat, jumat 24 November 2023 malam.

Bertempat di Qubu Resort, Kubu Raya, Kalimantan Barat, orang nomor satu itu hadir didampingi Kapolri dan Panglima TNI serta sejumlah menteri.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan sebelum ke Kalbar ia lebih dulu ke Papua melakukan kunjungan kerja.

Sebelum ke Papua, ia mengatakan juga melakukan pertemuan bersama negara - negara Islam di Arab Saudi membahas perang di Gaza antara Israel dan Palestina.

"11 November 2023 saya ke Arab Saudi menghadiri undangan KTT (konfrensi tingkat tinggi) luar biasa dari OKI organisasi kerja sama negara - negara Islam dalam rangka membicarakan masalah Gaza yang dihadiri 57 negara - negara islam," ujarnya.

Baca juga: Pj Gubernur Harisson Sambut Kedatangan Presiden Jokowi di Kalbar

Pada pertemuan itu ia mengatakan seluruh negara sepakat mengutuk Israel untuk menghentikan perang, melakukan genjatan senjata, dan membuka pintu bantuan kemanusiaan.

"Dari 57 negara, Indonesia, Mesir, Saudi Arabia, Negeria, dan Yordania dipilih untuk menyelesaikan urusan yang berkaitan dengan Gaza. Saya juga menyampaikan secara khusus langsung kepada Presiden Amerika Joe Biden mengenai hasil pada KTT tersebut, dan saya sampaikan apa adanya, karena kuncinya ada disana," katanya.

Pada KTT APEC ia menyampaikan kepada negara - negara yang hadir hal yang sama mengenai Gaza.

"Agar semua mendengar bahwa di Gaza masyarakat mengalami penderitaan yang luar biasa, yang meninggal sudah lebih dari 15 ribu, 60% wanita dan anak - anak,"

"Inilah perang, yang kadang - kadang kita kalau berfikir di dunia yang sangat moder ini masih ada perang," katanya.

Dampak perang antara Ukraina dan Rusia, lalu ditambah dengan Israel dan Gaza akan berdampak pula ke Indonesia.

"Dampaknya adalah harga gandum naik, harga pupuk naik, ternyata ada bahan pupuk yang kita produksi berasal dari Ukraina dan Rusia, 11 juta Ton, Gandum yang kita Import, 30%nya itu berasal dari Rusia dan Ukraina," katanya.

"Presiden Ukraina menyampaikan stok gandun ada 77 juta ton tidak bisa kemana - mana, Presiden Putin menyampaikan hal yang sama, di Rusia saat ini ada stok 130 juta ton, tidak bisa dikirim, artinya sudah 207 juta ton gandum yang tidak bisa kemana - mana, kelihatannya perangnya jauh, tapi semua negara merasakan, harga gandum naik, harga pupuk naik," jelasnya.

"Di Gaza, kalau tidak segera berhenti imbasnya bisa ke seluruh negara si dunia, yang kita takutkan perangnya melebar. Problemnya bukan perangnya disana, tetapi harga minyak naik, kalau minyak naik artinya seluruh harga barang ikut naik," terangnya.

Ia menambahkan Dunia saat ini belum pulih, namun Indonesia sudah pulih dari sisi kesehatan dan ekonomi, bayangkan negara lain, Pandeminya bisa diselesaikan tetapi ekonominya belum diselesaikan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved