Breaking News

Mengidap Trombositopenia, Tak Membuat Marini Khawatir Karena Sudah Menjadi Peserta JKN

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hadir untuk menjamin penanganan penyakit trombositopenia bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Marini (53) salah satu peserta JKN asal Kecamatan Singkawang Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah, di bawah nilai normal.

Trombosit berperan untuk menghentikan pendarahan saat terjadi luka atau kerusakan di pembuluh darah.

Kurangnya jumlah trombosit dapat menyebabkan darah sulit membeku.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hadir untuk menjamin penanganan penyakit trombositopenia bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Salah satu peserta JKN yang tengah merasakan penyakit trombositopenia (trombosit rendah) yaitu Marini (53).

Ia merupakan warga dari Kecamatan Singkawang Barat yang sudah lama menjadi peserta JKN.

Siapa sangka walau rutin berobat untuk obati hipertensinya, Marini malah terdiagnosa terkena penyakit trombositopenia dan berujung di rawat inap di Rumah Sakit Tk-IV 12.07.01 Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN

"Awal didiagnosa terkena trombosit rendah (trombositopenia) ini juga saya tidak menyangka. Melakukan aktivitas berat pun sekarang rasanya tidak ada. Tapi saya sering merasa kelelahan, lemas, beberapa di bagian tubuh saya kadang memar. Jadi berobatlah saya ke Rumah Sakit dan niatnya hanya untuk kontrol hipertensi dan minta tambahan vitamin saja, tapi saya malah disarankan oleh dokter untuk cek darah lengkap. Hasilnya kata dokter saya didiagnosa terkena trombosit rendah," ungkap Marini yang tengah terbaring di kasurnya saat ditemui oleh Tim Jamkesnews dan dengan semangatnya membagikan kisahnya yang baru terdiagnosa penyakit trombositopenia.

Trombositopenia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala.

Kondisi ini biasanya baru diketahui saat penderita melakukan pemeriksaan jumlah sel darah untuk tujuan lain.

Jika jumlah trombosit semakin turun, penderita akan merasakan gejala utama berupa perdarahan, baik yang terlihat dari luar maupun perdarahan organ dalam.

Perdarahan organ dalam lebih sulit dideteksi dan gejalanya bervariasi, tergantung pada organ yang mengalami perdarahan.

Sedangkan perdarahan di tubuh bagian luar nampak sebagai memar atau lebam, dan perdarahan yang sulit berhenti.

Adapun gejala lain trombositopenia yang dapat muncul yaitu mimisan, hidung berdarah, menstruasi dengan darah yang lebih banyak dari biasanya, hematuria, BAB berdarah, ataupun muntah yang disertai darah.

"Saya baru rawat inap disini sekitar 2 hari ini, sekarang masih diterapi menggunakan obat-obatan saja sambil masih dilihat perkembangannya sama dokter, jika dalam beberapa hari kedepan trombosit masih terus menurun maka tindakan selanjutnya mungkin dilakukan perawatan transfusi trombosit," sambung Marini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved