Kematian Akibat DBD di Kalbar Kembali Bertambah, Capai 39 Kasus

Nerdasarkan laporan yang masuk ke Dinkes Provinsi Kalbar, terjadi peningkatan kasus kesakitan.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dr. Erna Yulianti saat memberikan keterangan terkait DBD di Kalbar,Jumat 11 Agustus 2023. Tribun Pontianak Ferryanto. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi perhatian serius di sejumlah wilayah Indonesia, tak terkecuali Kalimantan Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dr. Erna Yulianti menjelaskan untuk di wilayah Kalimantan Barat sendiri, berdasarkan laporan yang masuk ke Dinkes Provinsi Kalbar, terjadi peningkatan kasus kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh DBD di beberapa Kabupaten/kota.

"Pada minggu 39 (kasus DBD) mengalami trend penurunan angka kesakitan, tetapi terjadi peningkatan angka kematian dikarenakan DBD bertambah dua kasus. bertambah dari 37 menjadi 39 kasus, hal ini dikarenakan pasien datang kondisi sudah parah ke fasyankes," jelas dr. Erna Yulianti, Selasa 10 Oktober 2023.

Untuk saat ini, dr. Erna turut memaparkan, Kalbar termasuk salah satu daerah mengalami perubahan yang cukup ekstrim El Nino yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DBD

Hal itu dilontarkannya, mengingat DBD cenderung meningkat saat musim hujan, seperti yang tengah terjadi di beberapa wilayah di Kalbar, beberapa waktu kebelakang. 

"Maka dari itu, saat ini kita juga tengah mendorong masyarakat untuk aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)," tegasnya. 

Kalbar Populer Hari Ini: Kecelakaan di Pelabuhan Kijing, Cerita Warga Sambas Sembuh dari DBD

RSUD Achmad Diponegoro Putussibau Rawat 5 Pasien DBD

Lebih jauh, Kadiskes Kalbar turut mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih waspada dan turut aktif dalam melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD, terutama di daerah-daerah endemik.

Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat, lanjutnya, bisa dilakukan gerakan "bersama kita cegah dan basmi DBD", dengan mengedepankan 3M plus. 

"Pertama Menguras, bisa dilakukan di tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. Kedua Menutup, yakni menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Ketiga, Mendaur ulang, dengan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk," imbuhnya. 

"Sementara Plus dalam pencegahan DBD ini, yakni melakukan upaya menabur bubuk larvasida, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu, memelihara ikan pemakan jentik, serta menanam tanaman pengusir nyamuk," timpalnya. 

Terakhir, dr. Erna juga berpesan kepada masyarakat untuk tak segan melapor ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat, apabila terjadi gejala DBD di lingkungan masyarakat. Upaya ini harus dilakukan, agar pasien bergejala bisa segera mendapatkan tindakan secara cepat oleh tenaga kesehatan.

(*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kota Pontianak Hari Ini Di sini 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved