UMKM Binaan YDBA, Produk Sambal Lele Jajaki Ekspor ke Korea Selatan

Penjualan kami terdongkrak, yang sebelumnya hanya puluhan juta Rupiah per tahun, kini sudah miliaran Rupiah

Editor: Nina Soraya
Dok/YDBA
oordinator Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Cabang Sangatta Hendra (kiri) berbincang dengan pemilik UMKM Pawon Q yang juga pengurus Koperasi Olahan Kuliner Sangatta (Okusa) Nur Endang di Sangatta, Kalimantan Timur, Minggu 1 Oktober 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) berhasil membawa pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Sangatta, Kalimantan Timur, naik kelas.

Produk hasil usaha UMKM itu yang dulunya hanya dijual terbatas hanya di pasar lokal, kini sudah merambah marketplace digital, media sosial, bahkan sudah menjajaki ekspor.

“Kami sangat terbantu, karena mendapat pendampingan dan pelatihan hingga perizinan.

Usaha kami langsung terdongkrak maju dalam beberapa tahun ini,” ujar pemilik UMKM Pawon Q yang juga pengurus Koperasi Olahan Kuliner Sangatta (Okusa) Nur Endang saat ditemui di Galeri Okusa di Sangatta, Kalimantan Timur, akhir pekan lalu.

Menurut Nur Endang, pemasaran produk Okusa kini merambah media sosial seperti di TikTok, Facebook, Instagram, dan juga sejumlah marketplace.

“Penjualan kami terdongkrak, yang sebelumnya hanya puluhan juta Rupiah per tahun, kini sudah miliaran Rupiah. Tahun 2022 lalu, omzet Okusa tembus Rp 3 miliar,” tutur Endang.

Bahkan, produk sambal lele, yang menjadi inovasi istimewa UMKM di Sangatta, sudah menjajaki pasar Ekspor ke Korea Selatan melalui pelaku bisnis produk olahan di sana.

Baca juga: Perumda Aneka Usaha Dukung Pengembangan UMKM 

Produk sambal lele ini belum ditemui di daerah lain di Indonesia.

Nur Endang memaparkan, sebenarnya, produk sambal lele itu merupakan challenge yang diberikan LPB Pama Banua Etam.

Produk sektor perikanan budidaya ikan lele dari mitra binaan LPB Pama Banua Etam yang tidak terserap ke pasar, dijadikan nilai tambah oleh UMKM Pawon Q melalui produk turunan sambal lele, keripik lele, dan abon lele.

Ternyata, produk inovasi itu diterima dengan baik oleh pasar.

Sambal lele yang dijual di kisaran Rp 20 ribu per pcs hingga Rp 35 ribu per pcs sudah laku sekitar 200 pcs per bulan.

Koordinator YDBA Sangatta Hendra menjelaskan, pihaknya membuat value chain antarsektor.

“Contohnya, perikanan yang saat ini fokus pada budidaya ikan lele, kami sambungkan dengan sektor home industry,” tutur Hendra.

Saat ini, dari budidaya ikan lele, UMKM binaan LPB Pama Banua Etam mampu memenuhi kebutuhan ikan lele di Sangatta sebesar 2,5 ton per bulan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved