JAGA Ekosistem Mangrove Warga Batu Ampar Bidik Produksi Gula Nipah Jadi Pundi Penghasilan Alternatif

Nipah biasanya menempati lokasi di pinggiran perairan dangkal seperti sungai pasang surut yang mendekat ke laut.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/IST
Warga Batu Ampar Usman saat melakukan penyadapan (Pengambilan Getah Nipah) untuk dikelola menjadi gula. Selain mencari ikan, udang, dan kepiting sebagai mata pencaharian utamanya, Usman mencoba peruntungan dengan mengelola gula nipah sebagai penghasilan alternatif. 

Mulai dari pelatihan teori hingga praktik dengan menghadirkan trainer mumpuni dari berbagai daerah di Indonesia.

“Tiga tahun nyaris gagal dan baru berhasil di tahun 2023 ini. Masyarakat sempat menggunakan potongan ruas bambu untuk wadah gula nipah. Namun tidak berhasil juga. Sampai sekarang menggunakan cetakan dan gula nipah sudah siap dipasarkan,” kata Yayan.

Warna gula nipah ini tak ubahnya gula merah dari kelapa. Hanya rasanya berbeda. Gula nipah berasa gurih seperti kacang-kacangan. Karena pohon nipah hidup di air payau maka ada rasa keasinan.

Community Business Officer YHB Desi Pontiyana mengatakan bahwa gula nipah dari Batu Ampar ini sudah beredar terbatas di Kota Pontianak dan Kubu Raya.

“Harganya mencapai Rp50 ribu per kilogram. Meski terbilang mahal, gula nipah tetap dicari konsumen sampai sekarang,” katanya

Harga yang fantastis ini, sambung Desi, sejatinya dapat mendongkrak perekonomian warga Batu Ampar, khususnya di Dusun Teluk Air.

“Ini dapat dijadikan sebagai “buah tangan” saat ada tamu yang berkunjung,” sebut Desi.

Sayangnya, produksi gula nipah ini tak setiap saat dilakukan Usman bersama rekannya di KUPS. Selain belum familiar, masyarakat masih terkendala dengan pengemasan dan pengetahuan yang belum mumpuni. (Rilis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved