Kasus Dugaan Polisi Tembak Warga di Ketapang, Ini Penjelasan Keluarga dan Polda Kalbar
"Ketika itu Almarhum sedang memperbaiki mesin mobil, saat itu sempat ribut karena mereka (10 orang) itu memaksa Eksavator ini mau dibawa, itu sempat r
Penulis: Ferryanto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Keluarga Agustino, warga Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat yang tewas ditembak Polisi pada 7 April 2023 lalu menuntut keadilan.
Pihak keluarga menilai, banyak kejanggalan dan fakta yang tidak sesuai terkait Agustino yang ditembak anggota kepolisian.
Dalam keterangan Kepolisian sebelumnya terkait Agustino yang ditembak personel Polsek Nanga Tayap, anggota menembak Agustino karena melukai petugas, namun hal itu dibantah secara tegas oleh Istri Agustino yang melihat langsung kejadian nahas itu.
Kepada awak media di Pontianak, istri almarhum Agustino menceritakan bahwa kejadian nahas itu terjadi pada 7 April 2023 sekira pukul 16.30 WIB.
Ia mengatakan saat itu dirinya bersama dua anaknya baru saja tiba dari pasar, dan tidak lama datanglah 10 orang dengan menggunakan 3 mobil dengan maksud mengambil Eksavator milik seorang pengusaha bernisial A.
Sang istri mengatakan, Eksavator tersebut sebelumnya diamankan oleh Agustino karena menggarap tanah milik keluarga besar Agustino tanpa izin.
• Kasus Mangkraknya Proyek RS Sandai Ketapang Dalam Tahap Penghitungan Kerugian Negara
Dari 10 orang tersebut 2 diantaranya merupakan anggota Polisi, namun saat itu anggota tersebut tidak menggunakan seragam, hanya menggunakan kaos bertuliskan Polisi, dan ada yang menggunakan celana pendek.
"Ketika itu Almarhum sedang memperbaiki mesin mobil, saat itu sempat ribut karena mereka (10 orang) itu memaksa Eksavator ini mau dibawa, itu sempat ribut,"katanya.
"Almarhum itu megang korek, lalu melempar korek gas, tapi tidak kena orang, kena bak mobil dan pecah, saat itu bubar," ujarnya.
Kala itu, ia menyuruh lari, karena khawatir dengan keselamatannya.
Lalu ia melihat seorang anggota Polisi yang tidak menggunakan seragam berlari ke arah mobil yang diparkir di depan rumahnya dan mengambil senjata laras panjang pada bagian belakang mobil.
Kemudian, suaminya masuk ke gudang mengambil parang lalu berlari keluar mengejar anggota Polisi yang mengambil senjata tersebut.
"Saat itu dia lari ke pinggir jalan, saya juga ikut keluar mengejar bersama anak - anak saya, saya baru sampai dipinggir jalan, almarhum sudah ditembak," ungkapnya.
Ia mengungkapkan suaminya ditembak dari jarak jauh tanpa ada peringatan apapun.
Saat itu di lokasi tidak warga lain, hanya dirinya dan dua anaknya yang melihat langsung sang suami ditembak.
| Kepala Kemenag Mempawah : Pesparani Jadi Sarana Menumbuhkan Toleransi dan Cinta Damai |
|
|---|
| Dishub Kubu Raya Tinjau Persiapan Launching Penyeberangan Fery Sungai Bulan - Kampung Baru |
|
|---|
| Bupati Erlina : Program ICP Jadi Momentum Percepatan Pembangunan Wilayah Mempawah |
|
|---|
| Bayi Meninggal Usai Dilahirkan, RSUD Jamaludin I Sampaikan Klarifikasi dan Duka Cita |
|
|---|
| Dinkes Kota Singkawang Sebut Angka Ispa dan DBD Usia Anak-anak Meningkat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.