Karhutla Kalbar

Sutarmidji Tegaskan Kota Pontianak Tak Boleh Lagi Ada Kebakaran Lahan

Namun demikian ia juga mengungkapkan beberapa hari terakhir Kota Pontianak aman dari kebakaran lahan dan berharap tak terjadi di Kota Pontianak.

|
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Tri Pandito Wibowo
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji saat ditemui setelah acara Majlis Penyerahan Pompa Air dari Konsulat Malaysia di Pontianak kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, yang berlangsung di Aula Garuda, Kamis 10 Agustus 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menegaskan tak boleh lagi ada kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Pontianak.

"Pontianak ini sebetulnya tidak boleh lagi ada terjadi kebakaran lahan. Enggak boleh lagi Pontianak ya, karena pertama wilayahnya kecil kemudian lahan gambut hanya di kawasan tertentu, harusnya bisa dijaga dan tidak terjadi," kata Sutarmidji dalam acara Majlis Penyerahan Pompa Air dari Konsulat Malaysia di Pontianak kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, yang berlangsung di Aula Garuda, Kamis 10 Agustus 2023.

Namun demikian ia juga mengungkapkan beberapa hari terakhir Kota Pontianak aman dari kebakaran lahan dan berharap tak terjadi di Kota Pontianak.

"Alhamdulillah beberapa minggu ini Kota Pontianak tidak terjadi kebakaran lahan, tapi tidak tau nanti berikut-berikutnya karena El Nino ini katanya masih panjang. 

Ratusan Anak Usia Dini Ramaikan Puncak Milad 17 Tahun PAUD PKK Kota Pontianak

Tak hanya itu, menanggapi fenomena El Nino ia juga berharap kejadian ini tidak terjadi di Kalbar karena menurut prakiraan fenomena El Nino masih akan berlangsung panjang.

"Tapi mudah-mudahan tidak terjadi di Kalbar," harapnya.

Namun demikian, ia juga mengaku bersyukur lantaran sebagian besar wilayah Kalbar sudah mempercepat masa tanam dan hanya sedikit yang masih menggunakan cara tradisional.

"Hanya sedikit sekali yang yang masih menggunakan cara-cara tradisional," ungkapnya.

Di sisi lain, Midji juga memberikan contoh untuk menggunakan lahan gambut, yang dimana dilakukan dengan cara pembasahan lahan agar tak terbakar.

"Gambut itu dibasahi supaya tidak mudah terbakar karena contohnya ada di wilayah Pontianak Utara, itu ada 800 hektar lahan gambut sekarang jadi terminal agribisnis itu kita pertahankan," jelasnya.

"Waktu itu saya Walikota, saya pertahankan sebagai kawasan percontohan untuk penanganan tanah gambut. Disitu satu hektar bisa menghasilkan 18 ton sawi, keladi atau talas itu 20 sampai 25 ton tidak pernah terjadi kebakaran lahan di area itu karena punya kanal-kanal yang terhubung langsung dengan itu dengan sumber utama Air Kapuas," jelasnya. 

Warga Pontianak Waspada DBD, RSUD dr Soedarso Sampai Over Kapasitas!

Tak hanya itu, ia juga mengatakan wilayah tersebut cukup terjaga walaupun areanya panas dan menggunakan jaring-jaring untuk mengurangi panas secara langsung ke tanah gambut.

"Gambut itu jangankan dibakar, dilempar plat baja 20 x 20 cm aja kemudian dibiarkan kalau musim panas dia sudah menjadi pemicu terjadinya kebakaran itu yang harus kita antisipasi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Midji menjelaskan pada tahun 2019 merupakan kejadian kebakaran lahan terbesar bahkan di seluruh Indonesia, dirinya juga mengaku telah membuka sangsi terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat.

"Dimasa jabatan saya tahun 2019 itu paling besar kebakaran lahan, bahkan di seluruh Indonesia. Kita memberi sanksi pada 157 perusahaan juga ada dua atau empat yang dicabut. Kemudian ada yang denda sampai putusan peradilan Mahkamah Agung sudah memutuskan itu 900 miliar lebih 907 miliar kalau nggak salah saya dendanya.

"Nah itu langkah-langkah penanggulangan yang kita lakukan. Penanggulangan baik, lebih bagus kita mencegah mencegah dengan antisipasi," pungkasnya.

(*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kota Pontianak Hari Ini Di sini 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved