Siap-siap! Bahaya Fenomena Badai Matahari Terjadi Akhir 2023

akhir tahun 2023 ini diprediksi bakal terjadi Fenomena badai Matahari yang tentunya mempunyai dampak terhadap Bumi hingga makhluk hidup di dalamnya.

|
Editor: Rizky Zulham
Dok. Kompas.com
Ilustrasi badai Matahari. 

Partikel-partikel energik ini kemudian yang menyebabkan gangguan magnetik, yang selanjutnya diklasifikasikan sebagai fenomena badai geomagnetik atau sub-badai Matahari.

Badai Matahari yang memancarkan gelombang geomagnetik ini juga dapat menciptakan fenomena langit yang cantik, yakni yang dikenal dengan cahaya aurora di daerah kutub Bumi.

Akan tetapi, fenomena badai Matahari juga dapat sangat merusak dan berbahaya, yakni dapat menyebabkan cuaca antariksa yang merusak, terutama menyebabkan gangguan satelit hingga jaringan internet.

Fenomena badai geomagnetik dan sub-badai Matahari Badai geomagnetik Matahari diklasifikasikan sebagai fenomena 'berulang' dan 'tidak berulang'.

Artinya, badai Matahari yang teradi berulang, terkait dengan rotasi Matahari yang terjadi setiap 27 hari.

Fenomena badai tersebut dipicu oleh pertemuan Bumi dengan interplanetary magnetic field (IMF) ke arah selatan.

Yakni saat daerah bertekanan tinggi terbentuk oleh interaksi aliran angin matahari berkecepatan rendah dan tinggi yang ikut berotasi dengan Matahari.

Sementara badai tidak berulang yang paling sering terjadi selama solar minimum atau aktivitas minimum Matahari, yakni fase penurunan siklus matahari.

Fenomena badai yang tidak berulang sering terjadi selama maksimum matahari, ketika siklus matahari berada pada puncak yang tinggi.

Badai Matahari ini disebabkan oleh lontaran massa korona (CME) (kumpulan partikel bermuatan) dan, biasanya, pertemuan CME dengan gelombang kejut antar planet.

Sedangkan, asal mula terjadinya substorm atau sub-badai matahari mirip dengan badai geomagnetik.

Gerhana Matahari Sebagian, BRIN Pontianak : Matahari di Kalbar Tertutup Bulan 31 Persen

Hanya saja, substorm berlangsung singkat, sekitar dua sampai tiga jam dan lebih sering terjadi, rata-rata enam kali sehari.

Sub-badai ini terjadi selama fase utama pertumbuhan badai.

Substorm hanya teramati di zona aurora, sedangkan badai magnetik adalah fenomena di seluruh dunia.

Sementara itu, peristiwa-peristiwa besar akibat aktivitas matahari di Matahari bersifat berulang dalam satu siklus.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved