Waspada Rabies
Sintang Peringkat 1 Kasus Rabies se-Kalbar, 20 Ribu Anjing Belum Divaksin
Per tanggal 15 Juni 2023 kemarin, total kasus gigitan sudah mencapai 339 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 8 orang.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kabupaten Sintang menempati peringkat pertama dalam banyaknya kasus gigitan dan jumlah korban meninggal akibat tergigit hewan penular Rabies.
Per tanggal 15 Juni 2023 kemarin, total kasus gigitan sudah mencapai 339 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 8 orang.
“Soal Rabies ini, Kabupaten Sintang peringkat pertama se-Kalbar. Kedua adalah Landak dengan 400 gigitan dan 3 orang meninggal. Sehingga total se Kalbar 11 orang meninggal. Kita juga akan bentuk Rabies Center dan Posko Penanggulangan Rabies, dan kita bisa memanfaatkan Mini Command Center Kantor Bupati Sintang," kata Wakil Bupati Sintang, Melkianus saat memimpin rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan kasus Rabies di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang pada Kamis, 15 Juni 2023, kemarin.
Pemkab Sintang sudah menetapkan kasus Rabies menjadi Kejadian Luar Biasa sejak 11 Mei 2023, sehingga ini menjadi masalah kita bersama baik jajaran Pemkab Sintang, TNI dan Polri.
“Kita sangat sedih dan prihatian, karena sudah ada 8 orang meninggal karena digigit Anjing Rabies. Maka, untuk mencegahnya, kita akan perkuat sosialisasi dan memperluas vaksinasi. Soal sosialisasi pencegahan, kita akan masuk ke sekolah-sekolah, gereja-gereja dan pertemuan apapun yang melibatkan banyak orang kita akan manfaatkan untuk melakukan sosialisasi pencegahan," kata Melki.
• Sisa Vaksin Rabies Hanya Cukup untuk 2 Kecamatan, Sintang Kekurangan 20.000 Vial
Melki menegaskan, yang bisa melakukan sosialisasi petugas Puskesmas, Puskesdes, Babinsa, Babinkamtibmas, pemerintah kecamatan dan pemerintah desa.
"Kita keroyokan. Buat pamphlet sebanyak mungkin, dan sebarkan," jelasnya.
“kita juga akan gencarkan vaksinasi, memaksimalkan stok vaksin yang masih ada, sambil mencari tambahan stok vaksin ke Pemerintah Provinsi Kalbar, dan pemerintah pusat. Bahkan kalau bisa, minta ke kabupaten lain yang masih ada stok” tegas Melkianus Wabup Sintang
Melki mengungkapkan, kendala vaksinasi selama ini adalah stok vaksin dan fasilitas kendaraan tidak mendukung.
Oleh sebab itu, dia minta masing-masing OPD meminjamkan motor dinasnya untuk petugas vaksinator ke lapangan.
Pihak perusahaan juga sudah fihubungi untuk membantu petugas di lapangan.
Melki juga memohon dukungan TNI dan Polri untuk bersama-sama tim vaksinator ikut ke lapangan.
Vaksinasi diprioritaskan untuk daerah tertentu yang sudah ada kasus meninggal yakni 6 kecamatan.
“Kalau vaksinator dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang kurang, saya minta petugas Puskesmas dan Puskesdes untuk ikut membantu ya. Saya sangat berterima kasih kepada para vaksinator yang sudah bekerja keras dengan kendaraan dan biaya terbatas. Bahkan saat melakukan tugas di Desa Wana Bakti Ketungau Tengah, ada petugas vaksinator yang terkena gigitan Anjing ketika akan melakukan vaksin," ungkap Melki.
• Sintang Peringkat Pertama Kasus Rabies di Kalbar, Wabup Melkianus Minta Dukungan Semua Pihak
20 Ribu Ekor Belum Divaksin
Hingga saat ini, petugas vaksinator sudah menyuntik vaksin terhadap 7.910 ekor Anjing untuk mencegah penyebaran Rabies.
Masih ada 20 ribu ekor yang belum mendapatkan Vaksin.
Sementara, sisa dosis hanya tinggal 5. 290 vial.
"Angka 27.910 ekor itu merupakan data perkiraan dan sangat mungkin lebih dari itu," kata, Sriyanto, dokter hewan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang.
Sriyanto membeberkan, dari 27.910 ekor Anjing, baru 7. 910 ekor yang sudah divaksin.
Sementara stok vaksin yang ada tahun 2023 ini ada 13. 200 dosis.
Sehingga stok vaksin tersisa masih ada 5. 290 dosis saja.
"Dan kita kekurangan vaksin sekitar 20.000 dosis jika ingin memvaksin semua Anjing di Kabupaten Sintang. Hingga saat ini kami sudah memvaksin Anjing di 63 desa di 6 kecamatan yang memang menjadi target kita karena ada kasus," ungkap Sriyanto.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Eka Dahliana menjelaskan bahwa sisa vaksin sejumlah 5. 290 dosis ini, hanya cukup untuk dua kecamatan saja.
“Permohonan dari kepala desa sangat banyak masuk ke kami yang minta dilakukan vaksin di desanya. Namun kami tidak bisa menjawab dengan tegas karena stok vaksin terbatas. Kami sudah berkomunikasi dengan teman-teman di kabupaten lain untuk meminta stok vaksin, namun belum berhasil," ungkap Eka.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Martin Nandung menjelaskan bahwa pihaknya memiliki 28 orang tenaga vaksinator yang siap melakukan tugasnya. hanya saja kendala adalah kekurangan kendaraan operasional, biaya dan stok vaksin.
"Karena kondisi geografis di pedalaman sangat sulit. Soal vaksin, kami sudah sampaikan kebutuhan kita kepada Pemprov Kalbar, tetatapi mereka belum bisa membagikan karena stok mereka juga tipis. Di pemerintah pusat juga stoknya tipis, perusahaan yang memproduksi vaksin Rabies juga tidak banyak dan bahan baku vaksin ini impor," kata Martin.
Kabupaten Sintang menempati peringkat pertama dalam banyaknya kasus gigitan dan jumlah korban meninggal akibat tergigit hewan penular Rabies.
Per tanggal 15 Juni 2023 kemarin, total kasus gigitan sudah mencapai 339 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 8 orang.
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Catat Lima Kasus Kematian Akibat Rabies di 2025 Ini |
![]() |
---|
Kapuas Hulu Waspada Anjing Rabies, Ini Langkah Pemda |
![]() |
---|
Harysinto Linoh Dukung Kader Siaga Rabies Dibentuk di Semua Desa se-Sintang |
![]() |
---|
Dispertabun Sintang Resmi Bentuk Kader Siaga Rabies |
![]() |
---|
Status KLB Rabies di Sintang Belum Dicabut, Vaksinasi Digencarkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.