Banjir dan Tanah Longsor

Waspada Longsor, Sanggau dan Singkawang Rawan

Selain itu, terdapat 995 desa/kelurahan berpotensi tanah longsor dalam kategori rawan sedang.

|
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Dinas Perhubungan Kabupaten Sekadau saat memasang rambu-rambu lalu lintas di beberapa titik lokasi yang terkena tanah longsor di Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat 12 Mei 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - BPBD Provinsi Kalbar mengungkapkan terdapat 173 desa/kelurahan berpotensi tanah longsor dalam kategori rawan tinggi di Kalbar.

Selain itu, terdapat 995 desa/kelurahan berpotensi tanah longsor dalam kategori rawan sedang.

BPBD pun meminta masyarakat untuk mewaspadai bencana ini, di antaranya dengan mengamati tanda-tanda alam.

"Tanda pergeseran tanah yang dapat diamati di antaranya munculnya retakan pada tanah berbentuk tapal kuda dan munculnya rembesan air disertai lumpur, jika sudah ada tanda-tanda tersebut harap masyarakat lebih waspada," kata Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar Daniel, Rabu 7 Juni 2023.

Pergeseran tanah yang disebabkan cuaca terjadi di Kelurahan Sungai Sengkuang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Selasa 6 Juni 2023 sekitar pukul 22.30 WIB.

Kalbar Populer Hari Ini: RSUD dr Soedarso Buka Loker, 173 Desa di Kalbar Rawan Tinggi Longsor

Akibatnya empat bangunan mengalami kerusakan di Jalan Dr Surono, Kecamatan Sengkuang.

Daniel menjelaskan retakan tanah di daerah tersebut sepanjang ± 80 meter dengan lebar retakan ± 10 hingga dengan 50 cm dan ketinggian 50 sampai dengan 100 cm.

"Saat ini penghuni rumah dan barang sementara diamankan ke rumah kerabat dekatnya dan jaringan listrik ke rumah yang terdampak sudah diputus oleh pihak PLN. Kondisi saat ini di lokasi hujan sudah mulai reda dan tim di lapangan kembali ke posko masing masing," ujarnya.

Daniel menjelaskan terjadinya bergesernya tanah di lokasi terendah disebabkan oleh intensitas hujan yang cukup lama sehingga tanah tergerus oleh air hujan.

"Saat ini BPBD Provinsi Kalbar sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sanggau agar tetap memantau pergeseran tanah ini, apakah berpotensi timbulnya pergeseran susulan atau tidak,” katanya.

“Jika ada potensi timbulnya pergeseran tanah susulan dimohon kepada warga untuk segera dievakuasi di tempat yang lebih aman, jangan menunggu ada korban baru dievakuasi. Harapan kita kepada masyarakat agar senantiasa mengikuti arahan petugas di lapangan," tuturnya.

Terkait pergeseran tanah ini, BPBD Provinsi Kalbar mendorong Pemkab Sanggau melalui BPBD Sanggau melakukan kajian.

“Kajiannya meliputi apakah lokasi tanah yang bergeser ini masih aman ditempati warga atau tidak,” ujar Daniel.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sanggau, Budi Darmawan, mengatakan bahwa berdasarkan pantauan petugas di lapangan, pergeseran tanah menimbulkan retakan sepanjang 70-80 meter.

Pergeseran tanah itu berpotensi semakin memanjang dan melebar mengingat kondisi Kota Sanggau beberapa hari terakhir sering dilanda hujan dengan intensitas sedang.

"Ada tiga unit rumah dan satu bengkel mobil terdampak pergeseran tanah tersebut," katanya, Selasa 6 Juni 2023 malam.

Budi mengatakan, dari tiga unit rumah dan satu bengkel mobil yang terdampak, satu unit rumah lainnya mengalami kemiringan cukup parah.

"Dari tiga rumah itu, satu di antaranya paling parah sehingga penghuni rumah terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya yang lebih aman dari longsor," jelasnya.

Budi menambahkan, tim TRC BPBD Sanggau bersama Polsek Kapuas, Koramil Kapuas, PLN dan warga sudah melakukan evakuasi barang dan tim PLN melakukan pembenahan jaringan listrik.

BPBD Kalbar Catat 173 Desa di Kalbar Kategori Rawan Tinggi Longsor

Singkawang Rawan

Sebelumnya, kekhawatiran terjadinya longsor juga dirasakan warga Kota Singkawang.

Berdasarkan pantauan TribunPontianak, Selasa 30 Mei 2023 lalu, terlihat ada 16 titik spanduk dipasang di Jl Gunung Sari, Kota Singkawang.

Spanduk dipasang di sisi jalan, dari awal masuk jalan Gunung Sari sampai lokasi pembangunan di kaki bukit milik seorang pengusaha bernama Alex EM.

Salah satu sepanduk tertulis, Stop Pembangunan di sekitar kaki bukit untuk kepentingan pengusaha yang mengorbankan sisi sosial masyarakat dan lingkungan, #SaveGunungSari #SingkawangSedangTidakBaik-baikSaja.

Berdasarkan keterangan warga, Hatta, mengatakan pemasangan spanduk merupakan aksi peduli Gunung Sari yang dilakukan oleh warga RT 54, Jalan Gunung Sari, Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat, Kota Singkawang, yang terdampak banjir pada Jumat 12 Mei 2023 malam lalu.

"Aksi ini digelar dari hari Minggu 28 Mei 2023, sebagai wujud solidaritas bersama warga yang terdampak banjir dan menyikapi perkembangan atas proses dan progres yang dinilai lambat dan terkesan mengesampingkan," ucapnya saat ditemui TribunPontianak di jalan Gunung Sari Singkawang, Kalimantan Barat.

Hatta menjelaskan musibah banjir air bah berwarna coklat pekat disertai batu dan lumpur setinggi lutut orang dewasa sering melanda saat hujan lebat selama 2 tahun terakhir.

Menurutnya, banjir tersebut terjadi sejak adanya pembangunan di kawasan perbukitan yang menuai polemik serta diindikasikan sebagai sumber masalah.

"Karena hutan Gunung Sari yang berfungsi sebagai hutan resapan dan berstatus Rimba Kota (hutan lindung) Kota Singkawang kian gundul, gersang dan tak berfungsi," katanya.

"Seharusnya sebagai zona kawasan hijau untuk pengantisipasian potensi bencana alam banjir dan longsor sesuai statusnya sebagai RTH Kota Singkawang," tambahnya.

Terakhir berharap, aksi giat peduli tersebut mendapatkan atensi dan perhatian yang lebih serius dan ada solusi terkait dampak lingkungan yang dirasakan warga akibat pembukaan lahan dan pembangunan di kawasan Bukit Gunung Sari.

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved