Ragam Contoh

Tanda-tanda Perilaku Playing Victim, Mengapa Orang Bisa Menjadi Playing Victim? Kenali Contohnya

bisa diambil kesimpulan bahwa playing victim merupakan perilaku seseorang yang melimpahkan kesalahan kepada orang lain

Instagram
Tanda orang playing victim adalah merasa bahwa dirinya lemah. Ketika seseorang menjadi korban, adalah hal wajar jika beranggapan bahwa ia lemah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Ungkapan Playing Victim mungkin sudah sering kamu dengar, bukan?

Lalu apa arti dari playing victim tersebut?

Diketahui bahwa, playing victim bisa sangat merusak mental seseorang.

Mengapa demikina, lebih lanjut akan dibahas oleh Tribun Pontianak berikut ini.

Playing victim adalah perilaku yang toxic, dan bisa dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang.

Mereka yang melakukan tindakan ini biasanya juga bertujuan untuk memperoleh belas kasihan orang lain.

Contoh Kamu Terkena Trust Issue? Apa Itu Trust Issue? Kenali Dampaknya Sebagai Krisis Kepercayaan

Itulah mengapa mereka justru mengaku sebagai korban, meski kesalahan dilakukan oleh mereka sendiri.

Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa playing victim merupakan perilaku seseorang yang melimpahkan kesalahan kepada orang lain, padahal kesalahan tersebut merupakan perbuatan dia sendiri. Nah, lalu apa saja tanda-tanda orang yang playing victim?

Yuk, kita smak ulasan berikut ini!

Tanda-tanda Perilaku Playing Victim

1. Tidak mau bertanggung jawab

Satu diantara ciri playing victim adalah mereka yang suka menghindar dari tanggung jawab. Ia juga menjelaskan, orang yang memiliki sifat playing victim atau victim mentality akan sangat sulit ketika diberi tanggung jawab dan kepercayaan. Mereka cenderung memiliki sifat sering menyalahkan orang lain, tidak ingin dibebani tanggung jawab dengan banyak alasan, dan selalu menghindar dari kesalahan yang diperbuatnya.

Definisi Disabilitas Intelektual, Ciri-Ciri, Bahaya dan Contohnya Pada Anak

2. Tidak memikirkan solusi, hanya fokus pada masalah

Orang-orang yang memiliki sikap playing victim adalah mereka yang pesimis, dan biasanya tidak memiliki inisiatif dalam membuat perubahan. Selain itu, mereka juga lebih senang mengasihani diri sendiri dibanding menerima bantuan orang lain. Padahal, mengasihani diri sendiri dengan bersedih sepanjang waktu bukanlah sesuatu yang baik dan menyehatkan.

3. Tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved