Gubernur Kalbar Ungkap Adanya Peningkatan Sebaran Gejala DBD, Midji Imbau Warga Waspada

Kasus DBD mulai minggu pertama sampai minggu 20 di tahun 2023 terjadi tren kenaikan kasus.

NET/Google
Ilustrasi DBD. Gubernur Sutarmidji mengungkapkan adanya peningkatan tren gejala DBD di Kalbar. 

Sarimin juga menjelaskan terkait langkah dari Diskes Sanggau untuk pencegahan kasus DBD, diantaranya pencegahan kasus melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Gerakan Laskar Berlian (GLB) anak sekolah.

"Kemudian, pelaksanaan penyelidikan epidemiologi memenuhi syarat untuk dilakukan pengasapan (fogging) terhadap kasus terkonfirmasi, larvasida jentik nyamuk yang dapat diperoleh di Puskesmas secara gratis serta menggalakkan promosi kesehatan terkait penanggulangan DBD," jelasnya.

Oleh karenanya, Sarimin mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sanggau, agar selalu menggiatkan kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, melalui kerja bakti untuk membersihkan selokan-selokan, parit atau genangan air di lingkungan sekitar.

"Hal ini dilakukan untuk meminimalisir perkembangbiakan jentik dan nyamuk Aedes Aegypti yang dapat membawa virus DBD,"imbuhnya.

Selain itu, masyarakat juga diminta tetap menjalankan program Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan pola 3M plus yaitu menguras tempat-tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

"Jika ada keluarga yang sakit dengan gejala demam berdarah (demam >38 derajat celcius, timbul ruam (bintik merah) segera bawa ke Fasilitas kesehatan terdekat," pungkasnya.

Ada 29 Kasus DBD di Kota Pontianak Sejak 1 Januari 2023, Masyarakat Diminta Waspada

Terpisah Kabid Kesehatan Masyarakat dan sekaligus Plt Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Ade Hermanto, menyatakan untuk kasus DBD sampai Mei 2023 di Kapuas Hulu ada 16 kasus.

Sebanyak 16 kasus itu tersebar di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, seperti Kecamatan Empanang sebanyak 5 kasus, Bunut Hulu 2 kasus, Semitau 2 kasus, Badau 1 kasus, Putussibau Selatan 2 kasus, Putussibau Utara 1 kasus, dan Boyan Tanjung ada 3 kasus.

"Semuanya sudah kami lakukan penyelidikan etimologi, fogging fokus dimana penderita DBD itu berada, dan radius 100 meter dari rumah penderita semuanya dilakukan fogging fokus," ujarnya.

Ade menjelaskan, kejadian kasus DBD di bulan Mei 2023 di Kabupaten Kapuas Hulu, tidak ada mengalami peningkatan kasus, dan justru di bulan Mei 2022 ada 26 kasus.

"Pastinya kami sudah melakukan antisipasi dengan memerintahkan kepada puskesmas, agar selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat, supaya tetap melaksanakan 3M plus," ucapnya.

Ade juga menegaskan bahwa, sampai bulan Mei 2023 ini di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, tidak ada kasus DBD yang mengalami kematian.

"Semua penderita DBD bisa kita tangani dengan baik, hingga sembuh dan sehat seperti sediakala," ungkapnya.

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved