Headline Hari Ini: 4 Fakta Evakuasi Mahasiswa Kalbar dari Perang Saudara di Sudan

Akibat perang tersebut, ratusan warga negara Indonesia yang berada di Sudan dipulangkan oleh Pemerintah Indonesia.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Kalbar Populer hari ini, Rabu 3 Mei 2023: Foto bersama empat mahasiswa asal Kalbar yang berhasil dievakuasi dari Sudan ke Indonesia bersama Kepala Kantor Penghubung Kalbar di Jakarta yakni Abdul Gani sebelum penerbangan ke Pontianak (kanan) | Anisrullah (23) pemuda Kalbar yang berkuliah di Sudan, saat ditemui di rumahnya, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak (kiri). 

"Sehari sebelum evakuasi itu sempat ada info genjatan senjata, tetapi walaupun genjatan senjata itu terdengar suara dentuman dan tembakan," ceritanya.

Suara dentuman bom, desingan peluru, dan suara roket atau rudal yang menuju target, selama beberapa hari membuat ia dan lainnya merasa tegang dan khawatir.

Bahkan, getaran akibat ledakan senjata perang sampai terasa di tempatnya mengamankannya diri.

"Alhamdulillah internet saat itu masih lancar, sehingga kita masih bisa terus komunikasi dengan keluarga, walaupun listrik sering mati," ujarnya.

Kisah Mustaan Warga Singkawang, Salah Satu dari 829 WNI yang Dipulangkan dari Sudan

Proses Evakuasi

Proses evakuasi WNI di Sudan khususnya dirinya bersama sejumlah mahasiswa lain tidak mudah. Anisrullah menceritakan proses evakuasi memakan waktu dan energi.

Mulai evakuasi dikatakannya mulai hari ke 9 dari perang, yakni pada Senin, 24 April 2023, dan proses evakuasi ada beberapa jalur dan rute. Pertama melalui jalur darat menuju Mesir. Kedua melalui jalur darat menuju Pelabuhan Sudan dan menyebrangi Laut Merah ke Arab Saudi, dan ketiga Bandara Sudan.

Sebelumnya pada 23 April 2023, KBRI sempat meminta ia bersama 10 orang lainnya ke KBRI untuk proses evakuasi. Namun hari itu kontak senjata sangat dekat dengan lokasi dirinya sehingga tidak memungkinkan.

"Semalaman itu kita terus komunikasi dengan KBRI, karena situasi belum memungkinkan kita sempat pasrah, antara ditinggal, atau dijemput lagi nunggu aman. Setelah subuh, kita koordinasi lagi dengan guru saya situasi mulai aman lalu dicarikan mobil," katanya.

Menggunakan mobil sejenis minibus yang disopiri oleh warga Sudan, pukul 06.00 pagi ia bersama 10 orang lainnya menuju titik pertemuan dengan rombongan WNI, namun bukan di Kedubes RI. Dari lokasinya berada hingga ke titik pertemuan rombongan WNI lain, ia katakan membutuhkan waktu lebih dari satu jam.

Selama perjalanan, suasana tegang menyelimuti seluruh orang dalam minibus, dan di jalur yang ia lewati terdapat satu pabrik yang hancur dan terbakar, diduga akibat serangan senjata berat.

Tidak hanya itu, saat menuju lokasi pertemuan, kendaraan yang ia naiki sempat dihentikan oleh sejumlah pasukan. Mengetahui bahwa di dalam mobil itu warga Indonesia, pasukan tersebut melepaskan mobil setalah melakukan pemeriksaan.

"Sempat degdegan juga, tetapi alhamdulillah pemeriksaan itu kita lolos, dan dalam perjalanan itu kita juga lihat ada kendaraan hancur, sopir bilang ada jasad yang meninggal," ujarnya.

Setibanya di titik pertemuan, kelompoknya bertemu dengan rombongan WNI lain yang sudah dalam bus.

Selanjutnya, Anisrullah bersama rombongan menuju Pelabuhan Sudan dengan waktu perjalanan sekira 16 jam, dan selama perjalanan rombongan beberapa kali berhenti di pos pemeriksaan kelompok tentara, beruntung seluruh rombongan diperbolehkan melintas, karena ada beberapa rombongan dari negara lain yang tidak diperbolehkan melintas.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved