Headline Hari Ini: 4 Fakta Evakuasi Mahasiswa Kalbar dari Perang Saudara di Sudan
Akibat perang tersebut, ratusan warga negara Indonesia yang berada di Sudan dipulangkan oleh Pemerintah Indonesia.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Suara dentuman bom, desingan peluru, dan suara roket atau rudal yang menuju target, selama Perang Saudara di Sudan yang berlangsung beberapa hari membuat Anisrullah (23) mahasiswa asal Kalbar dan lainnya tegang dan khawatir.
Anisrullah yang merupakan mahasiswa di University of Africa jurusan Studi Islam mengaku Perang Saudara di Sudan terjadi akibat gejolak politik. Perang Saudara itupun pecah pada 15 April 2023 di bulan Ramadan.
Akibat perang tersebut, ratusan warga negara Indonesia yang berada di Sudan dipulangkan oleh Pemerintah Indonesia.
Berikut fakta-fakta soal evakuasi mahasiswa Kalbar dari Perang Saudara di Sudan yang TribunPontianak.co.id rangkum:
• Kalbar Populer Hari Ini: Cerita Mahasiswa Kalbar Soal Perang di Sudan hingga Berhasil Dievakuasi
Situasi Kelam
Anisrullah menjadi satu di antara ratusan WNI yang menjadi saksi tentang mencekamnya situasi Sudan saat pecah Perang Saudara. Mahasiswa asal Kota Pontianak itu menceritakan ketegangan di Khartoum, ibukota negara Sudan di hari pertama perang terjadi.
Anisrullah sendiri berada di Sudan sejak lulus dari Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta tahun 2019 lalu.
Saat itu ia katakan Sudan masih dikuasai Presiden Omar Hassan Al Bashir, dan kondisi ekonomi, pendidikan, maupun keamanan sangat naik. Namun, di tahun itu terjadi kudeta, dan Presiden tersebut diturunkan. Semenjak itu kondisi di Sudan yang dikuasai pemerintah transisi sudah mulai kurang kondusif.
Sering terjadi demonstrasi oleh berbagai kelompok masyarakat yang dibarengi tindakan tegas senjata dan gas air mata. Sejak saat itu, suara tembakan sering sekali terdengar. Puncaknya pada 15 April 2023 perang pecah di ibu kota Sudan, Kota Khartoum.
University Of Africa sangat dekat dengan titik pertempuran awal, karena posisi kampus berada dekat markas pasukan militer. Di kawasan kampus sendiri banyak pemukiman mahasiswa asal Indonesia. Saat itu Anisrullah bersama 11 mahasiswa asal Indonesia lainnya tidak berada di kawasan kampus. Melainkan sedang berada di salah satu rumah guru yang juga tokoh masyarakat Sudan.
Mulanya Anisrullah bersama mahasiswa lain mengira suara tembakan dari sekitar kampus berasal dari aksi demonstrasi, yang biasa terjadi.
Namun, saat Anisrullah bersama rekan-rekannya menelusuri informasi, ternyata itu merupakan suara saling tembak dari dua pihak militer yang berperang. Bahkan Bandara di Ibukota Sudan menjadi medan perang hingga sejumlah pesawat juga hancur.
"Sebelumnya kita tidak pernah melihat ada pesawat tempur, tapi di hari itu lihat pesawat tempur di ibukota dan rudal beterbangan. Saat itu kan Ramadhan, dan saya bersama sejumlah teman itu ada di salah satu rumah guru, dan termasuk salah satu tempat aman," tuturnya.
Setelah perang pecah pada 15 April 2023, Anisrullah bersama yang lain berhasil keluar dari Sudan di hari ke 9. Semenjak hari pertama KBRI di Khartoum sudah mengeluarkan edaran untuk tetap berada di rumah atau ketempat aman mengamankan diri.
Selama 9 hari sebelum dievakuasi, Anisrullah katakan listrik dan air sering mengalami pemadaman.
Harga TBS Sawit Kalbar Periode IV Agustus 2025 Naik Jadi Rp 3.274 per Kg |
![]() |
---|
SOSOK Idham Chalid, Ketua DPR Termiskin yang Hidup Sederhana Tolak Fasilitas Negara untuk Keluarga |
![]() |
---|
Makna Lagu Marendeng Marampa dari Toraja Lengkap dengan Lirik dan Terjemahannya |
![]() |
---|
Polda Kalbar Masih Selidiki Penyebab Meninggalnya Anggota Brimob di Ketapang |
![]() |
---|
Festival Ekonomi Syariah Dibuka, Ada Wakaf Coffee Space hingga Showcase UMKM Fesyen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.