Idul Fitri

Seperti Apa Bentuk Hilal, Apakah Bisa Terganggu Karena Fenomena Matahari?

Hilal menjadi sangat penting sebagai penentu pergantian bulan untuk mencocokkan kalender Hijriah ke kalender Masehi.

TRIBUNPONTIANAK- INSTAGRAM
Karena puncak gerhana terjadi pada siang hari, maka tidak akan mengganggu jalannya pengamatan hilal 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Indonesia menjadi negara yang beruntung bisa menyaksikan fenomena langka yakni Gerhana Matahari Hibrida di bagian Timur.

Setelah sebulan berpuasa, kita akan merayakan Hari Raya Idulfitri.

Maka peran pemerintah adalah menentukan tanggal Lebaran dan jadwal sholat id fitri di Indonesia secara serentak.

Keputusan hilal tersebut melalui sidang isbat dengan melihat pengamatan hilal.

Hilal menjadi sangat penting sebagai penentu pergantian Bulan untuk mencocokkan kalender Hijriah ke kalender Masehi.

Jika hilal belum terlihat, maka bisa dikatakan bahwa belum terjadi pergantian bulan, teman-teman.

Sebenarnya hilal itu apa dan bagaimana bentuknya, ya?

Hukum Potong Kuku, Sambut Hari Raya Idul Fitri 1444H / 2023 dan Bacaan Doa Hingga Waktunya

Apa itu Hilal?

Hilal adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada bulan baru berbentuk sabit tipis yang terlihat setelah Matahari terbenam di langit barat pada hari pertama kalender Islam.

Bulan baru atau hilal adalah fase bulan ketika hanya sebagian kecil permukaan Bulan yang terlihat dari Bumi.

Bulan baru terbentuk ketika posisi bulan berada di antara Bumi dan matahari, sehingga permukaan bulan yang menghadap ke Bumi tidak terkena sinar matahari.

Pada saat itu, hilal akan terlihat sebagai cahaya lemah di langit senja di barat setelah matahari terbenam.

Hilal merupakan tanda awal masuknya bulan baru dalam kalender Islam, yang mengikuti siklus bulan dengan durasi sekitar 29-30 hari.

Hal ini disebabkan kalender Hijriah dihitung berdasarkan siklus perputaran bulan terhadap Bumi.

Bulan baru atau hilal menjadi penting dalam kalender Hijriah, karena penentuan awal bulan Hijriah bergantung pada pengamatan hilal.

Biasanya, awal bulan Hijriah diumumkan setelah hilal dinyatakan terlihat oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia.

kalender Hijriah merupakan kalender Islam yang berdasarkan pada pengamatan hilal atau bulan sabit.

Tradisi Islam menganjurkan umat Muslim untuk melihat hilal pada akhir bulan Ramadan dan Syawal, karena hal ini menentukan awal atau akhir dari puasa dan Idulfitri.

Fakta Unik Fenomena Matahari Hibrida yang Dinantikan Para Astronom dan NASA

Selain itu, pemantauan hilal juga digunakan dalam penentuan waktu ibadah seperti salat Iduladha dan penentuan awal bulan dalam kalender Islam.

Dalam astronomi, bulan baru juga memiliki arti penting dalam penentuan siklus bulan dan perhitungan posisi bulan di langit.

Dalam ilmu falak (astronomi Islam), bulan baru atau hilal menjadi objek pengamatan utama.

Mengamati Hilal

Mengamati hilal adalah proses melihat bulan sabit di langit setelah matahari terbenam pada hari pertama bulan dalam kalender Islam.

Ada beberapa cara dalam mengamati hilal, yaitu:

1. Melihat Secara Langsung

Dalam kondisi langit yang cerah, hilal dapat dilihat secara langsung.

Biasanya hilal terlihat kurang dari satu jam setelah matahari terbenam di langit barat.

Cara Menyimpan Daging Agar Tetap Awet Segar

2. Menggunakan Teleskop

Jika langit terhalang awan atau cahaya kota, teleskop atau binokuler dapat digunakan untuk memperbesar gambar hilal dan memudahkan pengamatan.

3. Menggunakan Internet

Saat ini telah tersedia aplikasi dan situs web yang memudahkan pengguna untuk mengetahui posisi hilal di langit dan waktu terbenamnya di lokasi pengamatan.

4. Menggunakan Bantuan Astronomi

Ahli astronomi dan lembaga terkait seperti observatorium sering kali melakukan pengamatan hilal secara langsung dan memberikan pengumuman kepada masyarakat tentang awal bulan Hijriah.

Menggunakan bantuan astronomi adalah salah satu cara agar pengamatan hilal dan keputusan tanggal Hijriah bisa sama atau seragam, seperti sidang Isbat di Indonesia.

Hasil Sidang Isbat, Pemerintah Tetapkan 1 Syawal Sabtu 22 April 2023 ? Berikut Penjelasannya

Penjelasan BMKG dan BRIN

Plt Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muzli memastikan fenomena gerhana Matahari tidak memengaruhi pengamatan hilal.

"Sebetulnya tidak (mengganggu pengamatan hilal," tuturnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis 20 April 2023.

Hal serupa juga disampaikan oleh peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.

"Karena puncak gerhana terjadi pada siang hari, maka tidak akan mengganggu jalannya pengamatan hilal," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis 20 April 2023.

Potensi keterlihatan hilal Menurut Andi, potensi keterlihatan hilal pada Kamis (20/4/2023) snagat kecil.

"Ada kemungkinan hilal sulit terlihat," ucap Andi.

Kendati begitu, hal tersebut bukan disebabkan oleh fenomena gerhana Matahari hibrida yang terjadi hari ini.

"Sulitnya hilal terlihat ini bukan karena gerhana, melainkan karena memang posisi relatif di ufuk itu cukup rendah," papar Andi Andi mengungkapkan, ketinggian hilal di Indonesia saat ini bervariasi, yakni antara 1 hingga 2 derajat.

Adapun pada saat matahari terbenam, sudut elongasi (jarak sudut antara hilal dan matahari) di Indonesia masih sekitar 2 hingg 3 derajat.

Kedua hal tersebut belum memenuhi kriteria yang digunakan oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).

Di samping itu, Muzli yang tengah berada di Biak, Papua untuk mengamati hilal mengatakan, pihak BMKG telah melakukan perhitungan (hisab) sebagai salah satu metode penentuan Idul Fitri 2023.

Hasilnya, tinggi hilal paling rendah di Papua sekitar 0,75 derajat. Sementara paling tingginya adalah di Sabang sekitar 2,36 derajat.

"Dengan ketinggian tersebut, kita perkirakan hilal itu tidak akan terlihat meskipun keadaan cuaca bagus," imbuh Muzli.

Meskipun begitu, pihaknya tetap akan melakukan pengamatan hilal pada petang hari nanti.

(*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved