PANTAS Harga BBM Naik Terus Ternyata Uang Subsidi Disalahgunakan, Ini Data Resminya

Data penyalahgunaan BBM bersubsidi sepanjang 2022 mencapai Rp 11,65 miliar atau naik dua kali lipat.

Editor: Rizky Zulham
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY ZULHAM
Ilustrasi BBM Subsidi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Harga Bahan Bakar Minyak atau BBM sampai saat ini masih terus merangkak naik dan masih ada kabar kapan akan terjadi penurunan.

Terakhir, Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM Pertalite tepat pada 3 September 2022 lalu.

Harga BBM Pertalite yang tadinya hanya Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter sampai pada hari ini Rabu 29 Maret 2023.

Namun demikian, ternyata nilai penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi sepanjang 2022 mencapai Rp 11,65 miliar atau naik dua kali lipat dari tahun 2021 yang tercatat Rp 5,11 miliar.

Reformulasi kebijakan BBM, khususnya pada Pertalite yang dikompensasi pemerintah, dinilai mendesak.

Nasib Harga BBM Subsidi Terus Meroket dengan Skema dan Aturan Baru Penguatan Regulasi Tepat Sasaran

Selain alasan keadilan, kebijakan yang tepat diperlukan untuk menghemat anggaran.

Peneliti Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Imaduddin Abdullah, dalam diskusi yang digelar Indef secara daring, Senin 27 Maret 2023.

Ia menyebutkan, merujuk data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), penyalahgunaan pertalite (RON 90) meningkat dari 4.280 liter (2021) menjadi 12.180 liter (2022).

Sementara penyalahgunaan RON 92 naik dari 142 liter (2021) menjadi 1.000 liter (2022) dan BBM oplosan dari 49.407 liter (2021) menjadi 233.403 liter (2022).

Secara total, termasuk pada jenis solar subsidi, solar nonsubsidi, BBM RON 88, dan minyak tanah, penyalahgunaan pada 2022 mencapai Rp 11,65 miliar.

Angka tersebut naik signifikan dibandingkan dengan penyalahgunaan pada 2021 yang tercatat Rp 5,11 miliar.

Menurut Imaduddin, sebagian besar BBM bersubsidi dinikmati oleh warga mampu.

”Tahun 2022 menjadi pelajaran penting untuk mereformulasi kebijakan BBM atau energi.

Bagaimanapun, kenaikan harga energi global telah memberi dampak negatif. Tak hanya pada inflasi dan daya beli masyarakat, tetapi juga APBN atau fiskal,” katanya.

Memasuki 2023, meski terjadi penurunan harga energi di tingkat global, Indonesia perlu tetap waspada mengingat posisi global saat ini penuh ketidakpastian.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved