Silahturahmi dengan Bupati Sambas, Penyuluh Agama Tebas Ungkap Tantangan di Era Digital

Riki Humaidi mengatakan, kemajuan teknologi membuat seseorang bisa mengakses informasi dengan mudah kapan dan dimana saja.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Prokopim Pemkab Sambas
Sejumlah penyuluh agama ketika bersilaturahmi dengan Bupati Sambas, Rabu 8 Maret 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Sejumlah penyuluh Agama yang ada di Kabupaten Sambas bersilaturahmi dengan Bupati Kabupaten Sambas Satono dalam momentum rapat koordinasi penyuluh agama di Aula Utama Kantor Bupati Sambas, Rabu 8 Maret 2023.

Satu diantara penyuluh agama Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Riki Humaidi mengatakan, kemajuan teknologi membuat seseorang bisa mengakses informasi dengan mudah kapan dan dimana saja.

"Tidak hanya informasi yang bermanfaat, masyarakat dengan mudahnya terpengaruh oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan adat, tata krama, dan nilai luhur bangsa Indonesia," jelasnya. 

Hal itu, kata Riki Humaidi menjadi tantangan bagi penyuluh Agama dalam memberikan pemahaman dan penyuluhan agama kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda.

"Salah satu tantangan terberat bagi penyuluh Agama adalah banyaknya anak-anak yang dapat mengakses informasi dan gaya hidup sampai ke luar negeri hanya melalui genggaman android," tuturnya.

Diskusi Peran Mahasiswa di Era Society 5.0, Wabup Sambas Pesan Bijak Bersosmed

Tim Rakor KKN Kebangsaan XI 2023 Kunjungi Kabupaten Sambas

Dia menambahkan, di sisi lain teknologi dihadirkan dengan kemudahan dalam akses informasi dan ilmu pengetahuan. Namun tanpa disadari pondasi agama yang kokoh dan keilmuan yang kuat ditambah kontrol orang tua dan sekitar kurang, dengan segala kemudahan dalam mengakses informasi dari luar melalui genggaman android.

"Maka tidak mustahil yang muncul ke depan adalah generasi bangsa yang tidak menjadi pilar kerukunan, pemersatu, tetapi malah menjadi keruntuhan daripada anak bangsa itu sendiri, ini menjadi atensi kita bersama sebagai penyuluh agama dalam pembinaan generasi muda lebih masif di era digital sekarang," ucapnya.

Dia mengatakan, peran penyuluh Agama harus lebih kreatif, karena dengan kemajuan teknologi tersebut harus bisa dimanfaatkan untuk memberikan dakwah lebih masif kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

"Penyuluh Agama dapat memanfaatkan media sosial menjadi media dakwah sebagai corong dalam mengatasi penyakit sosial masyarakat seperti penyebaran hoaks dengan menggunakan media sosial dan lain sebagainya," terangnya.

Penyuluh kata dia, tak sekedar menjalankan fungsi informatif yang menyampaikan pesan-pesan agama dan pembangunan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, namun juga menangkal hoaks di ruang digital. Pasalnya, hoaks juga mengancam kerukunan dan persatuan dalam kehidupan masyarakat yang ujungnya fitnah.

"Selain tantangan tersebut, dengan kemajuan teknologi ini juga harus dimanfaatkan dengan baik oleh penyuluh agama. Pada saat sekarang ini, banyak aktivitas dakwah atau pembinaan keagamaan yang memanfaatkan media digital melalui live streaming dengan menggunakan berbagai media sosial. Lembaga-lembaga keagamaan, ormas keagamaan, lembaga dakwah, maupun tokoh-tokoh agama banyak melakukan ceramah keagamaan yang secara langsung (live) disiarkan melalui media sosial," katanya.

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved