Psikolog Soroti Maraknya Fenomena Orang Tua Buang Bayi

Ketakutan menjadi aib keluarga, hal ini juga membebani psikologis mereka. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/NET
Ilustrasi penemuan bayi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Maraknya kasus orang tua yang membuang bayinya menunjukkan fenomena banyak kelahiran bayi yang tidak diinginkan atau unexpected children.

Psikolog Klinis RSJ Daerah Sungai Bangkong Provinsi Kalbar, Umi Kalsum menjelaskan bayi yang tidak diinginkan lahir biasanya lahir dari perempuan yang hamil di luar nikah, akibat perselingkuhan atau pergaulan bebas. 

"Bisa juga remaja-remaja yang berpacaran di luar batas norma Agama, kemudian hamil dan belum siap secara mental sehingga tega menelantarkan anak yang tidak berdosa," jelasnya saat dihubungi TribunPontianak.co.id, Sabtu 4 Maret 2023.

Ia menjelaskan karena mencari tenaga medis yang ingin aborsi juga tidak mudah, sehingga perempuan yang terlanjur hamil di luar nikah terpaksa melahirkan bayi dan kemudian menelantarkannya.

"Ketidaksiapan menjadi orang tua serta beban psikologis yang menyertai membuat mereka mencari jalan pintas dengan membuangnya. Semakin cepat mereka bisa membuangnya maka seolah beban psikologisnya semakin ringan," jelasnya. 

Hanya Butuh 4 Hari Tim Joker Ungkap Pelaku Pembuang Bayi di Serdam Kubu Raya

Kronologi Tim Joker Tangkap Pembuang Bayi Perempuan di Serdam Kubu Raya

Tak hanya itu, ia juga menilai belum lagi harus menerima cemoohan atau komentar miring dari orang lain. Ketakutan menjadi aib keluarga, hal ini juga membebani psikologis mereka. 

"Faktor sosial ini akan menjadikan mereka ancaman, ketika memang penyebabnya adalah kehamilan di luar nikah, kasus perselingkuhan, pergaulan bebas, pemerkosaan dan lain-lain, ini lebih ke faktor sosialnya yang mereka khawatirkan," terangnya. 

Di sisi lain, ia juga menjelaskan contoh pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka hadapi seperti bagaimana nanti tanggapan orang kalau hamil tapi nggak ada suaminya, takut dan cemas apa nanti kata orang tentang anak ini, dan lain sebagainya. 

"Itulah yang lebih mereka khawatirkan, adanya perasaan berdosa karena telah membuang bayi yang tidak berdosa, juga memicu rasa cemas dan rasa bersalah," jelasnya. 

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved