Intip Cerita Awal Mula Gusti Iwan Darmawan Menemukan Kopi Liberika Kayong Utara
Sebagai informasi, Kopi Liberica Kayong Utara ini ditanam di Desa Podorukun, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Penulis: Ferlianus Tedi Yahya | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat terkenal memiliki satu jenis kopi yang khas yaitu Kopi Liberika Kayong Utara, yang memiliki citarasa yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya.
Sebagai informasi, Kopi Liberika Kayong Utara ini ditanam di Desa Podorukun, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Lantaran kopi ini sangat istimewa dan harus terjaga, maka saat ini Masyarakat Peduli Indikasi Geografis Kopi Liberica Kayong Utara (MPIG LIBERIKAYONG) melakukan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Indikasi Geografis Kopi Liberika Kayong Utara kepada Ditjen Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan HAM.
Founder Kojal Coffee Plantation, Gusti Iwan Darmawan menjelaskan awal mula menemukan kopi Liberika Kayong Utara ini dalam acara Tribun Pontianak Podcast (Triponcast) yang tayang pada Kamis 22 Desember 2022.
"Awal mulanya saya bersama istri mulai membuka usaha kopi dan memang sejak awal juga kita ingin memiliki ciri khas sendiri, kami juga suka konsen terhadap hal-hal yang sifatnya kedaerahan seperti kearifan lokal, potensi-pontensi khas dan lainnya, itu yang kita konsen dari dulu hingga sekarang saya kerjakan," jelasnya.
• Kopi Liberica Kayong Utara Disambut Baik di Turki
Setelah fokus pada usaha kopi yang ia jalankan sejak lama kemudian ia menemukan salah satu kopi yang memiliki khas.
"Dan jatuhlah kepada saat ini saya memilih salah satu kopi yang bisa mewakili Kalimantan Barat di kanca Nasional hingga Internasional," jelasnya.
Selain itu, Gusti juga menjelaskan perjalanannya saat menyusuri sungai kapuas dan melakukan maping guna menemukan daerah yang berpotensi dan bisa diakses dengan menggunakan sepeda motor.
"Saat itu kami ekspor dan jalan menggunakan kapal klotok dari Pontianak, Rasau Jaya dan mulai menyusuri sungai kapuas sekitar 12 jam dan saat itu saya menuju kepada berkoordinasi teknis terlebih dahulu kemudian melakukan MAPing terhadap potensi desa dan dapatlah empat Kecamatan yang bisa saya akses dengan menggunakan sepeda motor," katanya.
Dengan menggunakan modal sendiri dan tanpa adanya support maupun project tertentu dari berbagai pihak Gusti mengerjakan ini semua menurut Inisiatif sendiri.
"Saat itu saya mulai masuk dari Sukadana, Simpang Hilir, Teluk Batang kemudian Kecamatan Seponti," jelasnya.
• Kopi Liberica, Menu Sajian Andalan Pondok Kopi Sukadana Kayong Utara

Kemudian setibanya di Kecamatan Seponti, ia bertemu dengan sekelompok tani yang memiliki potensi tinggi pada tahun 2017.
"Pada saat itu kita belum tau kopi Liberica, jadi masyarakat juga masih belum tau, karena di sana disebutnya itu kopi Bariang, kemudian saya cari di google dan tidak ditemukan," katanya.
Setelah mendapatkan sebuah history yang berasal dari Jawa Timur, yang memiliki sebuah kopi yang bernama Buriah, ia mempercayai kopi tersebut sama dengan yang dimaksud kopi Bariang.
"Setelah itu saya meyakini kopi itu sama, kemudian saya menemui kelompok tani ini, melihat kebunnya, melakukan eksplorasi dan saat itu kondisinya masih kacau banget," katanya.
"Dan asal muasal kopi ini sebenarnya dibawa langsung oleh transmigrasi yang berada di Kayong Utara, yang saat itu mengalami musibah kapalnya tenggelam, kemudian membawa benih kopi ini dan menanamnya, " tutupnya.
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News