Empat Tahun Pimpin Kalbar, Ini Catatan Pakar Ekonomi Kalbar untuk Midji-Norsan
Peningkatan tersebut dikatakannya melampaui rata - rata nasional, kemudian harapan lama sekolah dan harapan hidup juga dinilainya meningkat, dimana us
Penulis: Ferryanto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Empat tahun kepemimpinan Sutarmidji dan Ria Norsan di Kalimantan Barat, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak Prof DR Eddy Suratman menilai banyak perubahan positif yang dilakukan untuk Kalbar.
Dalam catatannya, pertama Sutarmidji dan Ria Norsan telah memperbaiki sistem birokrasi Pemerintah Provinsi Kalbar, hal tersebut terbukti dengan dua penghargaan tentang reformasi birokrasi dari Kemenpan RB yang diterima Pemerintah Provinsi Kalbar.
"Ada perubahan tata kelola pemerintahan, reformasi birokrasi kearah yang lebih bagus, dan reformasi birokrasi sudah memperoleh nilai B, tidak banyak Pemda yang ada di kelompok itu, dua ini kan didapat dari Kemenpan RB, dari kami melihat ini bukti kesungguhan selama 4 tahun memperbaiki birokrasi di Kalbar," tuturnya
Kemudian, kedua dari sisi pendidikan, dikatakannya rata - rata sekolah di Kalbar meningkat, dari sebelumnya beberapa tahun lalu di bawah 7 tahun, menjadi 7,5 tahun.
Peningkatan tersebut dikatakannya melampaui rata - rata nasional, kemudian harapan lama sekolah dan harapan hidup juga dinilainya meningkat, dimana usia harapan hidup saat ini di Kalbar telah mencapai 71 tahun.
• PAD Kalbar Tahun 2022 Meningkat, Gubernur Sutarmidji: Bisa Laksanakan Pembangunan Segala Bidang
Lalu, pengeluaran per Kapita di sesuaikan juga mengalami peningkatan yang saat ini sudah diatas 9 juta rupiah per Kapita per tahun.
Berbagai hal tersebut lah dijelaskannya yang membentuk nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia).
"IPM kita memang masih di peringkat rendah, tetapi bila melihat tahun 2021 ke tahun 2022, saya rasa Kalbar satu dari 4 Provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan tertinggi, karena kita meningkat 0,73 poin," terangnya.
Dengan meningkatnya nilai IPM tersebut, menunjukkan ada perbaikan dari berbagai sektor, diantaranya pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Khusus di Bidang Kesehatan, terbangunnya fasilitas gedung baru RSUD Dr. Soedarso dengan berbagai peningkatan pelayanan kesehatan di dalamnya membuat pelayanan kesehatan Kalbar semakin baik.
Selanjutnya, yang harus difikirkan lebih serius oleh Sutarmidji dan Ria Norsan dengan sisa masa jabatan satu tahun, yakni pembangunan infrastruktur jalan di Kalbar.
• Gubernur Kalbar Sutarmidji Maksimalkan Pembangunan Sektor-sektor Prioritas di 2023
Infrastruktur Jalan dinilai Prof Eddy merupakan tantangan berat Sutarmidji dan Ria Norsan, karena pembangunan infrastruktur jalan membutuhkan dana yang besar, sementara dana yang tersedia tidak terlalu banyak.
Pada tahun 2018 ketika keduanya baru menjabat, dikatakan Prof Eddy jalan dengan kualitas Mantab di Kalbar baru sekira 50 persen, dari panjang Jalan di Kalbar yang lebih dari 1.500 km.
Dalam membangun Sepanjangan satu kilometer jalan, dikatakannya membutuhkan biaya antara 6 sampai 7 milyar rupiah.
"Bila masih ada 800 Km jalan yang butuh dibangun, tentu itu membutuhkan uang lebih dari 5 Triliun, mendekati 6 Triliun, sementara kemampuan keuangan Provinsi dari sisi APBD, rata - rata yang saya hitung dari alokasi untuk infrastruktur jalan paling mampu 300 sampai 300 Milyar, dan itu sudah tinggi per-tahun," terangnya
Dengan demikian dinilai kemampuan pendanaan kurang mencukupi untuk memperbaiki seluruh jalan tersebut, karena dalam setahun seluruh anggaran Pemda sebesar 6 Triliun rupiah.
"Jadi tidak mungkin dalam satu tahun harus dialokasikan langsung 5 Triliun lebih untuk jalan, bagaimana bayar gaji pegawai, pendidikan dan kesehatan, sehingga ini dibagi - bagi, sehingga untuk jalan hanya bisa 300 sampai 400 milyar, namun itupun sudah cukup besar," katanya
Dengan demikian, kemampuan untuk meningkatkan jalan Provinsi dalam kondisi Mantab akan terasa kurang cepat dibandingkan keinginan masyarakat.
• Menghadapi 2023, Gubernur Sutarmidji: Kondisi Ekonomi Kalbar Semakin Membaik
"Bagi masyarakat, yang terlihat jelas itu terkait jalan, angka putus sekolah tidak terlalu terasa dibandingkan jalan, dibagian itu problem kita kekurangan anggaran pembangunan untuk mempercepat status jalan Provinsi menjadi Jalan Mantab," terangnya.
Ia berharap hingga akhir masa jabatannya, Sutarmidji dan Ria Norsan dapat meningkatkan pembangunan jalan mantab dari 50% di tahun 2018 menjadi 75% di tahun 2023 untuk memenuhi harapan masyarakat.
Ada sejumlah skema yang dapat dilakukan untuk mempercepat pembangunan jalan menurutnya, pertama meningkatkan APBD.
"Pertama peningkatan dana transfer, yang pertama dapat di utak Atik dana alokasi khusus, karena dana alokasi khusus itu berdasarkan proposal yang diajukan, oleh sebab itu kita harus berjuang lebih keras mempersiapkan proposal yang kompetitif, sehingga kita bisa mendapatkan dana alokasi khusus yang lebih besar, terutama menjual kondisi geografis kita yang berbatasan langsung dengan Malaysia," jelasnya.
"Kemudian peningkatan PAD, sebetulnya PAD sudah meningkat sangat cepat selama 4 tahun ini, sekarang PAD Kalbar mendekati 3 Triliun, sudah lebih besar sebenarnya PAD Kalbar dibandingkan dana transfer ke Provinsi, jadi kalau kita lihat di Provinsi lain, banyak dana transfer nya lebih besar dari PAD, namun di Kalbar PAD sudah lebih besar, artinya kemandirian fiskal Provinsi sudah lebih baik," imbuhnya menjelaskan.
"Bagi saya, 4 tahun ini Sutarmidji Ria Norsan cukup berhasil dari sisi Pendidikan, kesehatan, Ekonomi, Infrastruktur itu memang ada keterbatasan keuangan Pemerintahan Provinsi, dan Birokrasi nya dengan prestasi tahun ini itu menjadi bukti ada perbaikan dalam tata kelola reformasi birokrasi, dipenghujung kepemimpinannya mereka bisa menyempurnakan fokus ke jalan Provinsi menuju jalan mantab paling tidak 75