Konjen RI Kuching Sebut 8000 Orang sudah Submit Data sebagai Pekerja Migran Indonesia di Malaysia
sebanyak 8000 orang sudah submit data melalui SiPermit yang masih menunggu verifikasi data untuk keberangkatan menjadi pekerja di Malaysia
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Konsul Jenderal (Konjen) RI Kuching , Raden Sigit Witjaksono menyampaikan setelah dua tahun pandemi Covid-19, sebanyak 126 Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara resmi diberangkatkan ke Malaysia melalui Pintu PLBN Aruk Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.
Setelah Perbatasan Kalbar-Malaysia resmi dibuka sejak April 2022 lalu, keberangkatan 126 PMI tersebut merupakan keberangkatan perdana setelah kebijakan PMI sudah dapat bekerja di Malaysia menyusul pandemi yang sudah melandai.
Selain itu, sebanyak 8000 orang sudah submit data melalui SiPermit yang masih menunggu verifikasi data untuk keberangkatan menjadi pekerja di Malaysia.
Seluruh PMI datang ke Malaysia dengan submit data melalui mekanisme One Channel System (OCS), yaitu SiPermit (Sistem Pelayanan Pekerja Migran Indonesia Terintegrasi).
• Bupati Satono Ingatkan Pekerja Migran Indonesia Jangan Melanggar Hukum Saat Bekerja di Malaysia
Sipermit ini merupakan aplikasi yang diluncurkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur pada Mei 2022, yang bertujuan untuk lebih memberikan jaminan dan meningkatkan pelindungan bagi PMI di Malaysia.
“Jadi sebanyak 8000 orang ini sudah submit namun masih proses verifikasi data. Baru setelah itu diberangkatkan ke Malaysia,”ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Normah di Kuching, Senin 3 Oktober 2022.
Ia mengatakan dari data yang sudah submit tersebut, ada beberapa yang pergi secara individu, namun diharapkan melalui One Channel System (OCS).
Yang mana didalamnya sudah ada serikat atau agen yang memasukan data melalui One Channel System (OCS) pada sipermit.id, sehingga semua bisa termonitor.
“PMI yang banyak ke Malaysia melalui Kalbar yakni dari Sulses, NTB, baru setelah itu Kota Pontianak dan sekitarnya, baru Jawa namun tidak dominan,”ujarnya.
Adapun pekerjaan yang banyak tersedia di Malaysia seperti sektor ladang di perkebunan sawit, sektor kontruksi, dan sektor lain seperti jasa, sektor manufaktur.
“Jadi jangan lihat orang yang masuk ke Kuching Malaysia, tapi kebutuhan tenaga kerja dari Malaysia ini yang banyak sekitar 60 ribu , dan proses data yang sudah submit lebih 8000 orang ini hanya untuk pekerja di Kuching Serawak saja,”ujarnya.
Ia mengatakan KJRI sendiri mendorong supaya proses lebih cepat dalam pengurusan PMI, tapi tentu ada aturan yang harus dilewati dan perlu Sipermit dan calling visa, sebab jika tidak ada caling visa tidak bisa masuk.
“Jadi sebanyak 8000 an ini yang perlu dikejar pada industrinya, supaya di lengkapi selain lesson juga calling visa,”pungkasnya