Lokal Populer

Sutarmidji Tegaskan Stok Daging Sapi di Kalbar Aman

harga daging kemarin stabil. Kenaikan kenaikan ini masih bisa diatasi, dan ketersediaan daging sapi sampai saat ini aman

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Dok. Disbunnak Provinsi Kalbar
Pengusaha di Kota Pontianak mendatangkan sapi dari Sragen. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menegaskan bahwa untuk saat ini stok daging sapi di pasar masih tersedia, dalam kondisi aman.

Dikatakannya, terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejauh ini sudah bisa teratasi, yang memang bisa berdampak pada minimnya ketersediaan daging sapi.

“Untuk PMK sudah teratasi , sehingga harga daging kemarin stabil. Kenaikan kenaikan ini masih bisa diatasi, dan ketersediaan daging sapi sampai saat ini aman,” ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan terkait stok sembako lainnya untuk menjaga agar harga tetap stabil telah dilakukan operasi pasar dibeberapa titik pasar di Kota Pontianak, maupun di daerah lain.

Pemilik Rumah Makan di Sambas Sebut Harga Ketersedian Daging Sapi Stabil

“Terkait stok sembako kita terus melakukan operasi pasar untuk harga yang naik,” ujarnya kepada Tribun Pontianak, Rabu 21 September 2022.

Beri Izin Datangkan Sapi

Ketersediaan stok komoditi daging sapi di Kota Pontianak semakin menipis sehingga menyebabkan daging sapi di Kota Pontianak mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan sejak beberapa bulan belakangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Wadi (24) satu diantara pedagang daging sapi yang membuka lapak di Pasar Flamboyan Kota Pontianak.

Menurut penuturan Wadi, ketersediaan daging sapi yang menipis tersebut dikarenakan tidak adanya stok sapi impor dari pulau Jawa.

Harga Daging Sapi di Putussibau Masih Normal dan Tak Langka

Kondisi tersebut selaras dengan mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak di Indonesia. Yang menyebabkan Pemerintah membatasi impor sapi dari daerah lain.

“Kalau daging sapi sekarang ni emang lagi susah soalnya dari awal PMK dari Jawa ndak boleh masuk (Sapi),” ujar Wadi, Rabu, 21 September 2022.

Kondisi tidak adanya asupan stok sapi dari pulau Jawa tersebut dijelaskan Wadi sudah berlangsung selama empat bulan terakhir.

Wadi menyebut, berdasarkan informasi yang didapatkannya. Pemerintah Kota mengatakan bahwa izin impor sapi dari Jawa baru bisa masuk dalam kurun waktu enam bulan.

“Itu udah itungan empat bulanan ndak boleh masuk, katanya (Pemkot) enam bulan, jadi sisa dua bulan lagi,” terangnya.

Sementara, untuk stok yang dirinya jual saat ini menggunakan daging sapi lokalan yang ada di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya.

Iapun menegaskan, bahwa stok daging sapi di Kota Pontianak juga kian hari semakin menipis. Sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan harga yang normalnya perkilo Rp 130ribu hingga Rp 140ribu. Kini dibandrol dengan harga Rp 160ribu hingga Rp 180ribu perkilonya.

“Ye kalau stok-stok di sini sih dari kampong-kampong lah maseh, itupun udah hampir habis dah. Yang motong sinipun sikit dah, bagi-bagi,” ungkapnya.

“Jadi harge daging tinggi sampai 160 hingga 180 bise. Kalau Sabtu tu bise tinggi, soalnye banyak peminatnye maseh. Sebelumnye stabilnye tu 130 an, 140 tu udah paling mahal. Dari lebaran (Idul Adha) kemaren lah tu mulai tak ade daging,” tambahnya.

Untuk itu, sebagai pedagang yang mempertahankan kualitas jualannya. Wadi berharap kepada Pemerintah agar secepatnya memberikan izin impor sapi dari pulau Jawa.

“Harapan ke pemerintah bise nerima sapi dari luar lah yang dari Jawa tu. Soalnya dari Bali tu bise masok, tapi yang dari Jawa Timur tu belum bise masok,” harapnya.

“Untuk pemerintahkan mudah-mudahan bise dari Jawa gitu. Kemarenkan bise nerima, kalau dari Jawa tu bise ngeluarkan surat PMK tu bise, cuman dari sini yang belom bise masokan. Karena stoknye udah benar-benar menipis dah,” pungkasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved