Tekan Inflasi! Pemprov Kalbar Pilih Lakukan Dua Program Bantuan Sosial dan Operasi Pasar
Sebagai upaya mengendalikan inflasi, Sutarmidji mengatakan bahwa sebagian besar kabupaten/kota sudah melakukan langkah konkret.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
Ia mencontohkan pada Ikan Baung yang merupakan ikan sungai, yang mana masih sulit untuk dibudidayakan, dan belum ada tempat budidaya ikan sungai yang memadai.
“Sehingga harga pasaran tergantung tangkapan. Kalau tangkapan banyak, murahlah ikan baung itu. Kalau tangkapan sedikit, maka harga mahal, ini menyumbang inflasi,”jelasnya
Sutarmidji mengatakan yang harus dijaga adalah beras, jangan sampai inflasi. Sebab beras itu penyumbang inflasi pangan sampai di atas 70 persen.
“Makanya saya jaga betul beras ini. Kemarin kita lihat beras 5 kilogram itu Rp 55 ribu di pasar. Lalu kita jual Rp 45 ribu, supaya harga tetap stabil. Bulog juga harus memperhatikan itu,”tegasnya.
Terhadap tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) di Kabupaten Sintang 7,4 persen. Dikatakannya yang menjadi salah satu faktor penyumbangnya adalah sayur yang datang dari Pontianak.
“Faktornya rata-rata di pangan. Apalagi ada BBM dan transportasi udara. Nanti akan ada operasi pasar di Sintang. Nanti dilihat harga yang naik, kalau gula naik, gula yang kita operasi, kalau telur, ya telur. Tapi saya minta untuk beberapa komponen,” ujar Sutarmidji.
Sutarmidji mengatakan saat ini sedang mengkaji bagaimana mendatangkan cabai dengan mensubsidi ongkos angkut melalui Perusda Pontianak.
“Kita coba subsidi ongkos angkutnya. Kita nanti minta dari Perusda Pontianak, terkait (subsidi ongkos) angkutan dari daerah produksi ke daerah Pontianak, dan daerah pasar,” pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/KALABR-130922.jpg)