BPS Beberkan 3 Komoditas Penyumbang Ekspor Tertinggi di Kalbar
Wahyu mengatakan ternyata memang industri pengolahan memberikan nilai ekspor yang cukup tinggi kurang lebih 200,38 juta US Dolar pada bulan Juli.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ekspor komoditas Kalimantan Barat diakui Kepala Badat Pusat Statistik (BPS), Moh Wahyu Yulianto sangat potensial baik dari sisi nilainya maupun volumenya yang terus bertambah.
"Nah, ini mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi di Kalbar. Kemudian apabila kita coba bedah, menurut sektor pendukungnya ini pertanian, kemudian industri pengolahan dan pertambangan," ujarnya Rabu, 14 September 2022.
Wahyu mengatakan ternyata memang industri pengolahan memberikan nilai ekspor yang cukup tinggi kurang lebih 200,38 juta US Dolar pada bulan Juli.
• Wabup Kubu Raya Harap Aspektir Bantu Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Petani Sawit
"Sharenya 76 persen, jadi memang untuk industri pengolahan memberikan share yang terbesar diikuti pertambangan dan kemudian untuk pertanian memang masih relatif kecil," ujarnya.
Diakuinya sebenarnya potensinya besar tapi ternyata ekspor Kalbar untuk pertanian relatif kecil hanya 3,48 juta US Dollar di bulan Juli atau sharenya kurang lebih hanya 1,32 persen.
"Akan tetapi, selama 2 tahun terakhir ini untuk komoditas pertanian nilai ekspornya terus mengalami perbaikan peningkatan, artinya komunitas-komunitas baik itu variasinya maupun komoditas yang memang sudah sering diekspor volumenya meningkat dan nilainya meningkat," ujarnya.
Sementara ada juga ragam komoditas lain dari pertanian yang diekspor.
"Contohnya kemarin kan ada buah-buahan, kemudian pasta ya, itu pasta durian itu diekspor kalau nggak salah ke Taiwan atau ke Hongkong gitu. Nah, itu juga artinya apa baik dari sisi volume maupun variannya," jelasnya.
Harapan Wahyu, potensi yang ada terus digali terutama terkait dengan ekspor komoditas-komoditas pertanian. Ia juga mendorong ekspor dalam bentuk olahan termasuk pasta, dimana pasta sudah di packing, dikemas dengan sehingga nilai tambahnya akan jauh lebih tinggi untuk ekspor di Kalbar.
"Karena memang kalau industri pengolahan kebanyakan CPO dan apa ekspor kita kan kalau memang hasil pertanian itu tidak bisa ekspor dalam bentuk mentahkan. Harapannya ekspor itu olahan karena kalau kita mengekspor hasil olahan itu nilai tambahnya lebih besar dibandingkan dengan ekspor bahan mentah," ujarnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News