Penyandang Tunarungu Berharap Pemerintah Menyediakan Penerjemah Bahasa Isyarat Pada Layanan Umum.
Willy Halim mulai menceritakan pengalamannya saat mengurus penggantian kartu KTP yang baru dikarenakan KTP yang lama sudah rusak.
Penulis: Ferlianus Tedi Yahya | Editor: Jamadin
Untuk sekolah SLB sendiri ia mengaku kurang puas, karena masih terdapat beberapa guru yang menurutnya masih kurang dalam menjelaskan.
Tak sampai disitu, ia juga menceritakan pengalaman pahit yang dialami saat masih TK, dirinya pernah mendapatkan perkataan bodoh oleh gurunya dan dengan sedikit menyentuh kepalanya.
"Dulu waktu TK pernah saya rasakan pengalaman yang tidak terlupakan, saat itu saya dikatain bodoh sama guru saya, dengan tangan yang sedikit menyentuh kepala saya, itu sedih sih," tuturnya.
Dan pengalamannya dalam pertemanan, ia juga sempat merasakan hal tak terlupakan, mendapatkan bullying dari teman-temannya.
"Dulu teman-teman sering buli saya, dan mengejek saya, " tuturnya.
Hal senada juga diceritakan Figo Auril Zaki dimana pada saat masih kecil selalu mendapatkan bullying dan dijauhi oleh teman-temannya.
"Waktu kecil saya juga pernah di buli dan dijauhi oleh teman-teman saya, bahkan teman-teman tunarungu yang senior juga menjauhi saya, " tutur Figo kepada Irfan Fahmi.
Begitu pula saat ia mencoba untuk berbaur dengan teman-teman lain yang bisa mendengar, teman-temannya justru menjauhinya dikarenakan takut ketularan tuli.
"Pernah juga dulu mencoba untuk berbaur bersama teman-teman dengar, mereka malah menjauhi saya karena takut ketularan tuli kata mereka, " tuturnya.
Kendati demikian ia juga selalu berfikir positif dan terus melangkah maju tanpa memperdulikan ejekan dari teman-temannya, dengan cara meninggalkan lingkungan pertemanan yang menurutnya bisa menjatuhkan mental dan semangatnya.
Mereka juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah untuk menyediakan akses seperti penterjemah kepada warga yang mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan pesan di setiap layanan publik.
"Harapan saya kedepannya, pemerintah bisa memberikan pelatihan khusus terhadap petugas layanan publik, agar terwujudnya akses di layanan umum, dan terciptanya juru bahasa isyarat di layanan publik, " tuturnya.
"Saya harap pemerintah bisa memberikan layanan bahasa isyarat dan pendidikan yang setara sama seperti masyarakat pada umumnya, kemudian masyarakat dan pemerintah bisa ramah kepada teman-teman tuli, dan tidak mendiskriminasi, " tambahnya.