Profil
Biografi Singkat Sayuti Melik, Sosok yang Mengetik Naskah Teks Proklamasi, Dulunya Seorang Jurnalis
Nama Sayuti Melik kembali dikenang jelang Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Faiz Iqbal Maulid
Setelah diusir dari wilayah Inggris ditangkap kembali oleh Belanda dan dibawa ke Jakarta, dimasukkan sel di Gang Tengah (1937-1938).
• Mengenal Sam Ratulangi dan Perjalanan Hidupnya dari Jurnalis Hingga Dinobatkan Pahlawan Nasional
Mendirikan koran Pesat
Sepulangnya dari pengasingan, Sayuti Melik berjumpa dengan SK Trimurti, dan terlibat dalam berbagai kegiatan pergerakan secara bersama.
Keduanya memutuskan untuk menikah pada 19 Juli 1938.
Pada tahun itu juga Sayuti Melik dan SK Trimurti mendirikan koran Pesat di Semarang yang terbit tiga kali seminggu dengan tiras 2 ribu eksemplar.
Karena penghasilannya masih kecil, pasangan suami-istri itu terpaksa melakukan berbagai pekerjaan, dari redaksi hingga urusan percetakan, dari distribusi dan penjualan hingga langganan.
Trimurti dan Sayuti Melik bergiliran masuk keluar penjara akibat tulisan mereka mengkritik tajam pemerintah Hindia Belanda.
Pada zaman pendudukan Jepang, Maret 1942 koran Pesat dibredel Japan, Trimurti ditangkap Kempetai, Jepang juga mencurigai Sayuti sebagai orang komunis.
Bergabung sebagai anggota PPKI
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk 7 Agustus 1945 dan diketuai oleh Soekarno, menggantikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibubarkan cepat.
Anggota awalnya adalah 21 orang.
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 orang termasuk didalamnya Sayuti Melik.
• Mengenang Mohammad Hatta, Sang Pahlawan Nasional Pernah Dipenjara di Belanda Hingga Diasingkan
Peristiwa Rengasdengklok
Sayuti Melik termasuk dalam kelompok Menteng 31, yang berperan dalam penculikan Soekarno dan Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana, bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok.