Pola Hidup Sehat
GERD Anxiety, Penyakit yang Melanda Fisik dan Batin, Kuat Pengaruhnya Bagi Asam Lambung
Umumnya, GERD dan anxiety adalah 2 hal yang berbeda. Karena mendengar GERD anxiety memang tidak sering diucapkan oleh orang-orang awam.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Saat ini penyakit GERD menjadi sebuah studi kasus yang banyak di cari dan dibahas oleh ilmu kesehatan.
GERD dan asam lambung adalah sebuah keterikatan suatu penyakit yang bisa membuat gejala kronis pada penyakit lainnya.
Kali ini kita akan membahas tentang GERD anxiety. Apa itu GERD anxiety?
Umumnya, GERD dan anxiety adalah 2 hal yang berbeda. Karena mendengar GERD anxiety memang tidak sering diucapkan oleh orang-orang awam.
Jika masih terasa asing dan tidak familiar, maka simaklah ulasan singkat ini hingga tuntas.
• Cara Melemahkan GERD Jika Kambuh, Sediakan 5 Jenis Makanan Ini
Jika GERD melanda fisik, maka anxiety menyambangi batin. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah suatu kondisi kronis ketika asam lambung naik ke kerongkongan, sedangkan anxiety adalah respon alamiah yang terjadi ketika mengalami stres, hanya saja jika terjadi secara terus menerus tentunya akan berdampak negatif pada mental dan fisik.
Lantas apa hubungan dari 2 problem kesehatan ini? Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, ada keterkaitan antara keduanya.
Anxiety dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya GERD, sedangkan GERD dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental, salah satunya, yakni anxiety.
Di masa kini, problem yang satu ini akan selalu memiliki kemungkinan untuk hadir secara tiba-tiba. Terlebih jika seseorang terlalu giat bekerja atau beraktivitas dan mengabaikan pola hidup sehat serta manajemen stres yang baik.
Agar Anda semakin paham, simaklah artikel ini hingga tuntas. Dengan demikian, Anda akan lebih waspada dan mengetahui cara penanganan yang tepat.
• GERD pada Bayi, Orangtua Perlu Waspadai Cirinya Gumoh, Cegukan dan 10 Tanda Lainnya
Gejala GERD Anxiety
Baik GERD dan anxiety pada dasarnya memiliki gejala masing-masing. Lantas bagaimana dengan GERD anxiety? Secara umum, gejala-gejalanya terdiri dari berbagai kondisi berikut ini:
Mulas, mual, dan sakit perut
Sensasi globus (sesak atau tersedak), seringkali disertai dengan suara serak, batuk kronis, atau kebutuhan yang terus-menerus untuk membersihkan tenggorokan
Pola tidur yang terganggu akibat kecemasan hingga susah tidur atau refluks asam yang terasa lebih buruk saat berbaring hingga sering terbangun.
Selain hal-hal di atas, tetap perhatikan pula gejala-gejala yang lainnya. Pada GERD, gejala umumnya dapat terdiri dari:
- Nyeri dada
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Regurgitasi (naiknya cairan ke atas lambung) cairan asam atau makanan
• Asam Lambung Naik, Inilah Alasan Dokter Larang Penderita Gerd Tak Boleh Tidur Setelah Sahur
Tidak hanya GERD saja, waspadalah pula dengan berbagai gejala anxiety. Secara umum, anxiety dapat dikenali melalui berbagai kondisi berikut ini:
- Merasa gelisah atau gugup
- Merasa bahwa malapetaka atau bahaya akan datang
- Detak jantung meningkat
- Hiperventilasi, yakni gangguan pernapasan yang mengakibatkan turunnya kadar karbon dioksida dalam darah dan menyebabkan tekanan darah menurun, kesemutan, atau bahkan pingsan
- Rasa khawatir yang berlebihan
- Nyeri dada
Pengobatan GERD Anxiety
Hingga kini, ada 2 metode yang dapat diambil untuk mengobati GERD anxiety. Jika sudah merasakan gejalanya, Anda dapat langsung menuju layanan kesehatan terdekat atau menanganinya secara mandiri di rumah.
Pengobatan Medis
Dibutuhkan kombinasi antara konsumsi obat untuk GERD dan terapi perilaku untuk anxiety. Lebih lengkapnya, pengobatan medis terdiri dari:
- Antasida over-the-counter (OTC), seperti Tums dan Rolaids
- Penghambat reseptor H-2 (H-2 blocker), seperti famotidine (Pepcid) dan cimetidine (Tagamet)
- Penghambat pompa proton (PPI), seperti esomeprazole (Nexium) dan rabeprazole (Aciphex)
- Obat-obatan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), seperti fluoxetine (Prozac) dan citalopram (Celexa)
- Benzodiazepin, seperti alprazolam (Xanax) dan lorazepam (Ativan)
- Serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI), seperti duloxetine (Cymbalta) dan venlafaxine (Effexor)
- Psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT/Cognitive Behaviour Therapy)
• Mengatasi GERD Tanpa Obat Ternyata Mudah, Ini 9 Caranya
Self-Care
Berbeda dengan pengobatan medis, penanganan GERD anxiety secara mandiri atau self-care lebih mengacu pada pola atau kebiasaan yang dijalani sehari-hari. Adapun langkah penanganannya terdiri dari:
- Menjaga asupan gizi (konsumsi makanan sehat)
- Hindari makanan yang memicu refluks asam atau mulas
- Berolahraga secara teratur, seperti jalan-jalan
- Melakukan relaksasi, seperti yoga, tai chi, atau meditasi
- Hindari kafein dan alkohol
Demikianlah ulasan singkat mengenai gejala dan tindakan pengobatan GERD anxiety yang dapat Anda pahami.
Setelah membaca ulasan ini, kiranya Anda dapat lebih waspada dalam mengenali gejalanya dan tidak perlu menunggu waktu lama untuk mengambil tindakan jika suatu waktu mengalaminya.
Agar lebih afdal, jagalah pola hidup sehat dan kelola stres dengan baik agar senantiasa sehat baik secara fisik maupun mental. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News