Pola Hidup Sehat
Penyebab Depresi Pada Lansia dan Solusinya, Jangan Sepelekan !
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
3. Perimenopause dan menopause
Fluktuasi atau kondisi turun naiknya hormon dan perubahan hidup pada wanita selama perimenopause atau menopause dapat membuat suasana hati Anda anjlok.
Jika Anda mengalami kesulitan tidur, riwayat depresi, atau gangguan kecemasan, perubahan suasana hati akan semakin memburuk pada masa perimenopause dan menopause.
Untuk depresi ringan, cobalah emlatih ketrampilan diri dengan yoga atau latihan pernapasan.
Selain itu, Anda dapat melakukan kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti olahraga atau hangout dengan rekan.
Sementara, untuk gejala depresi yang lebih serius dan bertahan lama, Anda membutuhkan konsultasi, obat, hingga terapi bicara.
• Awas Kebablasan! Catat Waktu Tidur yang Baik Berdasarkan Rentang Usia Bayi hingga Lansia
4. Diabetes tipe 2
Kemungkinan ini disebabkan oleh adanya efek metabolik dari penderita diabetes pada fungsi otak, sehingga menyebabkan depresi.
Melansir Mayo Clinic, penelitian menyebutkan bahwa perubahan kimia dalam otak yang disebabkan oleh diabetes berhubungan dengan terjadinya depresi.
Sebagai contoh, kerusakan saraf akibat diabetes atau pembuluh darah yang tersumbat di otak dapat berkontribusi pada terjadinya depresi pada penderita diabetes.
Solusi: Komunikasikan dengan dokter Anda apabila mengalami depresi lebih dari dua minggu.
Depresi serius dan jika tidak diobati dapat mengancam jiwa penderita diabetes.
Terapi wicara, pengobatan, dan kontrol diabetesrutin dapat membantu Anda mengelola kondisi tersebut.
5. Kurang tidur
Insomnia atau gangguan tidur lainnya sering terjadi seiring bertambahnya usia.