Proses dan Tahapan Bayi Tabung, Sejarah dan Resiko yang Siap Dihadapi Calon Orangtua
Untuk menghindari risiko yang ada, pasien harus berdiskusi dengan dokter yang menangani program bayi tabung dan membicarakan segala hal secara detil.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Impian memiliki anak adalah harapan besar para pasutri dan pasangan yang sudah menikah.
Sayangnya, tidak semua bisa dengan mudah mendapatkan keturunan.
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi, misalnya masalah ketidaksuburan yang dialami oleh salah salah satu pasangan, masalah kesehatan organ reproduksi, dan lain sebagainya
Hal ini tentu akan membuat proses mendapatkan keturunan menjadi sedikit lebih sulit.
Salah satu cara yang banyak dipilih oleh pasangan untuk membantu mendapatkan keturunan adalah metode bayi tabung.
• Raffi Ahmad Hadiahkan Manager Nagita Slavina Program Bayi Tabung, Intip Kisaran Harga Bayi Tabung?
Apa itu bayi tabung?
Bayi tabung dikenal juga dengan istilah In Vitro Fertilization (IVF).
Dikutip dari laman Ciputra Hospital, bayi tabung adalah proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim dan proses hubungan seksual.
Artinya, sel telur istri dan sperma suami disatukan bukan di dalam tubuh melalui hubungan suami-istri, melainkan di dalam laboratorium khusus.
Selanjutnya, sel telur yang telah dibuahi dan menjadi embrio akan dibiarkan berkembang di tempat khusus selama beberapa waktu.
Nantinya, embrio yang telah berkembang itu akan dipindahkan ke dalam rahim.
Lamanya proses bayi tabung dapat dihitung tidak dapat dipastikan. Satu siklus bayi tabung dapat memakan waktu sekitar 2-3 minggu.
Hanya saja, pada kondisi tertentu dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan lebih dari satu siklus bayi tabung hingga akhirnya pasien berhasil hamil.
Metode pembuahan dengan intervensi teknologi kedokteran semacam ini diyakini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
• Kadar Bilirubin Normal pada Bayi dan Cara Mengecek Kadar Bilirubin pada Bayi
Sejarah bayi tabung