Proses dan Tahapan Bayi Tabung, Sejarah dan Resiko yang Siap Dihadapi Calon Orangtua

Untuk menghindari risiko yang ada, pasien harus berdiskusi dengan dokter yang menangani program bayi tabung dan membicarakan segala hal secara detil.

Shutterstock
Embrio yang berkembang dan memenuhi syarat namun tidak ditransfer ke dalam rahim akan disimpan dengan cara dibekukan untuk calon bayi tabung. 

Suntikan hormon stimulasi akan merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak telur. Kondisi produksi telur yang tinggi ini memperbesar potensi kehamilan.

Tahap 5: Pemantauan perawatan

Sepanjang siklus bayi tabung, pasien akan diminta melakukan tes darah secara reguler untuk mengukur kadar hormon.

Tak hanya itu, pasien juga akan melakukan USG untuk mengukur ukuran dan jumlah folikel ovarium.

Tahap 6: Suntikan Pemicu

Setelah diketahui jumlah dan ukuran folikel optimal, dokter akan merencanakan koleksi sel telur pasien.

Pasien akan diberi suntikan pemicu berupa hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) di malam hari dan pengumpulan telur akan dilakukan 36-38 jam kemudian.

Tahap 7: Pengumpulan telur

Proses pengumpulan telur memerlukan rawat inap singkat, biasanya di bawah panduan ultrasonografi.

Saat operasi dilakukan, pasien akan diberi anestesi, jenis anestesi bisa dipilih oleh pasien, apakah ingin yang lokal, atau total.

Setelah itu, dokter membutuhkan sampel sperma suami agar dapat segera dilakukan pembuahan pada telur yang telah dikumpulkan.

Tahap 8: Pembuahan telur

Telur dan sperma yang telah dikumpulkan akan dibawa ke laboratorium dan ditempatkan di media khusus untuk persiapan proses pembuahan.

Pemilihan sperma untuk proses pembuahan ini biasanya akan dibantu seorang ahli embriologi dan di bawah kontrol mikroskopis yang canggih.

Lalu, telur akan disuntik dengan sperma tunggal yang telah dipilih.

Tahap 9: Pengembangan embrio

Selanjutnya, embrio yang telah berhasil berkembang akan ditransfer ke dalam rahim pasien melalui prosedur operasi sederhana.

Proses transfer ini menggunakan kateter halus yang dimasukkan ke dalam rahim.

Tahap 10: Pembekuan Embrio

Di dalam laboratorium, dokter tidak hanya melakukan 1 pembuahan, tapi ada beberapa.

Embrio yang berkembang dan memenuhi syarat namun tidak ditransfer ke dalam rahim akan disimpan dengan cara dibekukan.

Nantinya, embrio cadangan ini bisa digunakan apabila transfer embrio yang sebelumnya gagal.

Tahap 11: Tes kehamilan

Terakhir, kurang lebih dua minggu pasca-transfer embrio, pasien akan diminta untuk melakukan tes darah.

Ini untuk menentukan apakah telah terjadi kehamilan.

Jika hasilnya positif, maka dokter akan melakukan USG pada rahim pasien 3 minggu setelahnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved