POPTI Kalbar Harap Adanya Rumah Singgah dan Para Pendonor Tetap
Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Kalbar, Windy Prihastari yang juga menjabat sebagai Kadisporapar Kalbar dalam hal
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
Windy mengatakan sebelum ke Pontianak melakukan transfusi darah tentunya harus tahu terlebih dahulu. Apakah ketersediaan darah yang mereka butuhkan ada atau tidak.
“Walaupun sampai saat ini PMI sudah membantu memprioritaskan kan darah tersebut untuk anak-anak Thalassemia, tapi terkadang juga minim pendonor darah,”ujarnya.
Maka dengan sudah adanya aplikasi tersebut bisa mengetahui bahwa darah sudah siap dan bisa bertemu langsung pendonor darahnya di PMI.
Pada 8 Mei 2022 selain memperingati Hari Thalassemia juga memperingati Hari Palang Merah Indonesia (PMI).
“Jadi kita harus sering sosialisasi ke masyarakat, apalagi waktu covid-19 mereka takut donor darah padahal tidak ada hubungannya,” ujarnya.
Windy mengatakan untuk mempermudah bersosialisasi dengan masyarakat maka di bentuk sahabat Thalassemia yang bisa membantu mencari pendonor darah tetap dan mensosialisasikan ke masyarakat.
Jumlah penyandang Thalassemia di Kalbar saat ini mencapai 212 orang. Dikatakannya untuk pembiayaan mereka memang ditanggung oleh BPJS.
• Libur Lebaran Usai, ASN Mangkir Kerja di Lingkungan Pemkot Pontianak Akan Disanksi
Windy mengatakan kenapa gencar melakukan sosialisasi zero kelahiran Thalassemia karena beban pembiayaan untuk mereka yang ditanggung oleh pemerintah setiap tahunnya sebesar Rp 300-400 juta.
“Apalagi kalau mereka mau berobat keluar negeri. Kalau dia ingin melaksanakan operasi sumsum tulang belakang itu pembiayaannya mencapai Rp 2 miliar, itulah makanya kita gencar sosialisasi zero Thalassemia,”ujaebta.
Sebagai Ketua POPTI ia juga mempunyai cita-cita ingin mempunyai rumah singgah bagi anak-anak thalasemia.
“Selama ini mereka datang kesini kan pakai kendaraan. Jadi harus ada biaya seperti yang di daerah ketika mereka harus menginap. Dengan adanya rumah singgah diharapkan mereka bisa menginap di sana,”ujarnya.
Selain itu juga bisa sebagai wadah untuk mengeksplore atau menambah pengetahuan di rumah singgah. Sehingga nantinya bisa mandiri ketika sudah selesai sekolah.
“Kita juga mengajak anak-anak thalasemi untuk ikut mensosialisasikan. Seperti yang sudah remaja, ada yang sudah lulus ini, mereka sudah mulai aktif di IG untuk edukasi di masyarakat. Artinya dia sudah mengalami sendiri. Selanjutnya nanti kita ajak,”ujarnya.
Windy mengatakan intinya kedepan harus terus melakukan skrining pranikah, sosialisasi dan edukasi kepada mayarakat.
POPTI Kalbar dalam hal ini berharap bisa sharing perkembangan anak-anak thalasemia.