Malik Saepudin Sebut Perlu Deteksi Dini untuk Antisipasi Hepatitis Akut di Kalbar

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan 3 anak meninggal diduga karena wabah tersebut.

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Muhammad Rokib
ahli epidemologi Poltekkes Kemenkes Pontianak, Dr. Malik Saepudin, SKM.,M.Kes. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan adanya kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia sejak 15 April 2022. 

Hepatitis akut ini belum diketahui penyebabnya. Namun, kewaspadaan terhadap penyakit ini semakin meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta meninggal dunia dalam waktu yang berbeda dengan rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022 ini. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan 3 anak meninggal diduga karena wabah tersebut.

Ahli Epidemiologi sekaligus ketua tim kajian ilmiah Covid-19 Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Ketua Muhmamadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kalimantan Barat, Dr. Malik Saepudin SKM,M.Kes menyampaikan, meskipun laporan itu belum menyertakan keterangan hasil laboratorium hepatitis A,B,C dan E pada ke tiga kasus yang ditemukan. Namun demikian, kata Ahli Epidemiologi, kita harus menyalakan alarm kewaspadaan dengan menetapkan Hepatitis ini sebagai Kejadian luar biasa.

Cek Perbedaan Hepatitis A B C D E ! Apa itu Virus Hepatitis ?

Untuk itu, di Provinsi Kalimantan Barat perlu mengantisipasi dengan  meningkatkan kewaspadaan atas kemunculan kasus hepatitis akut di Jakarta, karena Wilayah Kalbar secara ekologis rentan terhadap penularan dan penyebaran kasus hepatitis ini.

Hal ini mengingat  Kalbar mempunyai akses trasnportasi udara sangat mudah dan cepat dengan wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, serta sejumlah wilayah perkotaan di beberapa negara Asia seperti Singapura.  

Menurut Malik Saepudin, kita bisa belajar dari pengalaman penanganan Pandemi Covid-19, untuk itu diharapkan Pemprov Kalbar bersama permerintah pusat dapat melakukan deteksi dini dengan baik, sehingga diperlukan ketersedian sarana pemeriksaan adenovirus pada Laboratorium kesehatan Kalbar dan RSUD Sudarso sebagai pusat rujukan pengobatan di Kalbar juga diperlukan kesiagaan tenaga kesehatan dan berbagai terapi dasar.

Termasuk penyuluhan kesehatan pada masyarakat luas diperlukan langkah-langkah pencegahan yang nyata,  karena virus ini diduga menular melalui saluran napas dan saluran cerna. 

"Untuk menjaga saluran napas bisa dilakukan seperti protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni dengan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. Untuk menjaga saluran cerna, bisa mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum, memastikan makan dan minuman matang, serta tidak menggunakan alat makan bersama," terangnya.

"Kemudian jangan kontak dengan orang yang sakit. Orang tua diimbau agar mewaspadai gejala awal tersebut sebelum mengarah ke hepatitis. Bila sudah parah maka anak akan memerlukan transplantasi hati," jelasnya.

"Semoga upaya pencegahan yang tepat dan tepat pemrintah Pusat dan khususnya Pemprov Kalbar dan jajarannya akan dapat terbebas dari penularan dan penyebaran Hepatititis akut ini," tukasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved