Keuletan Naweri Sukses Kelola Pertanian Hortikultura, BI Bidik Jadi Klaster Pengendali Inflasi
Masalah di Kalbar ini kan produktivitas. Seperti cabai itu masih minim produktivitasnya.Makanya kami mendorong peningkatan produktivitas.
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kota Singkawang, Kalimantan Barat tak pernah diragukan lagi soal destinasi wisatanya. Satu di antaranya pasir panjang yang tersohor sejak lama.
Namun tak kalah menarik, pelintas yang akan menyusuri ke objek wisata tersebut kerap kali akan melihat pedagang yang menjajakan produk hortikultura seperti jagung, talas dan beragam sayuran.
Sumbernya ternyata masih di kawasan Kecamatan Singkawang Selatan pula.
Hamparan tanaman jagung, talas, cabai, gambas hingga kacang panjang tersebar di lahan lebih kurang 90 hektare di Kelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.
Lahan ini dikelola Kelompok Tani (Poktan) Jujur Akur Sukses Bersama (JAS-B) dikomandani oleh Naweri. Sosok pria paruh baya ini sangat menginspirasi menjadi pelopor pertanian terpadu di sana.
Pria asal Monterado Bengkayang ini pernah menjadi korban kerusuhan. Hingga ia memilih menjadi perantau bahkan pernah tinggal lama di Kuala Lumpur Malaysia sebagai TKI.
Mengaku tak betah, Naweri memutuskan pulang dan menetap di Singkawang untuk bercocok tanam jagung. Ia memulai debutnya pada 2001 dengan menanam jagung di sekitaran Sedau dan kemudian menjajakan langsung pada konsumen. Upayanya berhasil.
Rekan-rekannya pun tertarik mengikuti jejaknya. Naweri pun ikut membantu dalam hal pemasaran hasil tanam tersebut.
Lambat laun usahanya makin menunjukkan hasil gemilang. Makanya pada 2010, ia memberanikan untuk membentuk Poktan JAS-B bersama 32 rekannya.

Saat Tribunpontianak.co.id berkunjung ke sana pada Sabtu, 5 Februari 2022 lalu, bisa dilihat bagaimana bapak sembilan anak ini ulet mengelola pertanianan hortikultura tersebut. Puluhan hektare lahan ini pun dimanfaatkan untuk menanam sayuran hingga sayuran buah.
Misalkan untuk talas dimanfaatkan belasan hektare untuk menghasilkan buah, lalu sekitar 2 hektare lahan di situ dipakai hanya untuk memproduksi benih Talas Singkawang yang kemudian benih tadi akan disebar di seluruh kabupaten kota di Kalbar.
Belum lama ini, ia mampu mengirim 50 ribu batang benih Talas Singkawang ke Kayong Utara. Sebelumnya juga telah dilakukan pengiriman hingga Ketapang, Sintang, Mempawah dan Pontianak.
“Kita kembangkan Talas Singkawang. Talas ini lebih enak saat dibikin keripik. Umbi dan batangnya enak dimakan.
Di JAS-B ada belasan hektare kita tanam talas yang kemudian untuk menyuplai pasar Flamboyan Pontianak. Karena di sana kebutuhan sekitar 2 ton per hari,” ujar Naweri.
Selain Pontianak, talas ini juga dipasarkan di Pinyuh Mempawah dan beberapa daerah lainnya. Harga jualnya dari petani berkisar Rp 4.000- Rp 4.500 per kg. Tapi di pasaran sudah dibanderol seharga Rp 6.000 per kg.
• Harga Cabai Melambung, Distan Sebut Produksi Cabai Kalbar masih Kecil Dibanding Kebutuhan Masyarakat